Jakarta, VIVA – Dalam era transformasi digital, pencahayaan atau lighting kini bukan sekadar elemen estetika, melainkan telah berevolusi menjadi komponen teknologi penting yang membentuk pengalaman visual dan emosional.
Dari panggung teater hingga desain interior modern, teknologi tata cahaya kini berperan sebagai medium komunikasi yang kuat, menggabungkan seni dan digitalisasi.
Lighting tidak hanya mempercantik, tetapi juga memperkuat atmosfer dan menyampaikan emosi secara lebih dalam kepada audiens. Hal ini disampaikan oleh Yulius Dwiputra, Brand Manager IMS Techno Indonesia.
"Lighting jelas membawa emosi. Kami buat contoh, lebih kuat emosi. Jadi mungkin tanpa lighting pun ada emosi. Pasti. Tapi dengan bantuan lighting mungkin lebih maksimal," ujarnya dikutip VIVA di Jakarta.
IMS Lighting Experience Days
Lebih lanjut, Yulius mengungkapkan bagaimana penggunaan warna cahaya seperti warm white dapat menciptakan kesan tertentu, sejalan dengan pendekatan user experience design di dunia digital.
“Ketika kami pakai warm white, oh, welcoming, nyaman, homey, atau apa pun istilahnya. Jadi seakan-akan ingin memberikan kesan," katanya.
Sementara itu, dalam dunia pertunjukan, lighting memiliki fungsi strategis sebagai teknologi panggung untuk mengarahkan fokus penonton.
Johan Didik, Trainer MA Indonesia, menjelaskan pentingnya pencahayaan dalam membentuk persepsi visual.
"Tata cahaya itu sangat penting, di mana dia membantu si penampil untuk tampil dengan baik di atas panggung. Siapa yang perlu ditonjolkan di atas panggung? Bagaimana emosinya begitu ya," kata Johan, dalam kesempatan yang sama.
Dalam konteks immersive experience, Johan juga menyoroti pentingnya lighting sebagai alat untuk menciptakan dunia imajinatif yang diyakini penonton sebagai nyata, konsep yang dikenal dalam teater sebagai make believe.
“Lighting di konteks ini sangat penting karena membawa penonton ke dalam persembahan. Jadi membantu untuk membuat pengalaman lebih terlibat bagi penonton. Jadi membantu, ya deliver message lah ya kira-kira seperti itu,” tambahnya.
Sebagai respons terhadap kebutuhan digitalisasi kompetensi di industri kreatif, PT IMS Techno Indonesia bersama komunitas tata cahaya dari berbagai daerah akan menggelar Lighting Experience Days 2025.
Acara ini menjadi forum edukasi teknologi lighting berbasis software profesional, seperti grandMA 3, yang saat ini menjadi standar internasional dalam sistem kontrol pencahayaan digital.
Event ini berlangsung di dua kota:
- 10 Juni 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya
- 12–13 Juni 2025 di Salihara Arts Center, Jakarta (termasuk sesi Master Class khusus)
Sejumlah praktisi dan pakar dari dalam dan luar negeri akan berbagi wawasan dan pengalaman langsung.
Di antaranya, lighting designer internasional Matt Jones, serta praktisi nasional seperti Iwan Hutapea (Pendiri FECAHIN) dan Johan Didik (Trainer MA Indonesia).
Lighting Experience Days 2025 terbuka bagi para profesional dunia pertunjukan, konser, seni visual, dan kreator digital yang ingin memperdalam pemahaman tentang teknologi pencahayaan profesional.
Dengan integrasi antara seni dan sistem digital, acara ini menegaskan bahwa tata cahaya kini bukan hanya soal estetika, tapi juga bagian dari evolusi teknologi digital dalam membentuk pengalaman manusia.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, dalam dunia pertunjukan, lighting memiliki fungsi strategis sebagai teknologi panggung untuk mengarahkan fokus penonton.