Terungkap, Diet Intermitten Fasting 16:8 Ternyata Bisa Cegah Kanker

1 day ago 3

Rabu, 19 Februari 2025 - 14:13 WIB

VIVA – Intermitten Fasting (IF) 16:8 belakangan sering dijadikan sebagai salah satu cara untuk membantu menurunkan berat badan. IF 16:8 ini berkaitan dengan metode diet yang membagi waktu menjadi 16 jam berpuasa dan 8 jam makan.

Selama 16 jam berpuasa tersebut, masyarakat tidak boleh memasukkan apa pun ke dalam tubuh namun masih bisa untuk mengonsumsi air putih. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Menariknya bukan hanya dapat menurunkan berat badan, IF 16:8 juga ternyata bisa mencegah terjadinya kanker. Hal tersebut diungkap oleh Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP.

Ilustrasi Diet Intermittent Fasting

Photo :

  • www.freepik.com/free-photo

“Justru untuk mencegah. Untuk mencegah apa? Mencegah kanker,” kata Prof Aru Wisaksono dalam acara World Cancer Day 2025 ‘Kanker Tidak Menunggu, Kenapa Kita Menunggu? Deteksi Dini, Selamatkan Hidup’ di Sahid Jakarta Pusat, Rabu 19 Februari 2025.

Lebih lanjut dijelaskan Prof Aru bahwa korelasi IF 16:8 dengan pencegahan kanker sendiri berkaitan dengan asupan dalam tubuh. Selama puasa 16 jam yang dijalani, tubuh akan mencari energi yang diharapkan bisa berasal dari sel-sel kanker dalam tubuh. 

“Kalau kamu itu tidak makan selama 16 jam ya, tapi minum air putih ya, itu badan kamu nanti akan kebingungan mencari energi. Jadi dia ngambil sel-sel yang enggak ada gunanya dalam tubuh, sel-sel yang beracun, sel-sel yang toksik, antara lain kita harapkan sel-sel kanker yang baru mau mulai, dia dimakan sama tubuh, untuk bahan energi. Jadi dia mencari ini, enggak ada makanan. Terus sudah, sudah mengerjakan,” kata dia menjelaskan.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr.dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP

Photo :

  • VIVA.co.id/Isra Berlian

Sementara itu, untuk memaksimalkan IF 16:8 dalam mencegah risiko kanker, penting juga mengatur asupan makanan di 8 jam lainnya. Dijelaskan prof. Aru untuk pola makan bisa mengonsumsi makanan apapun selain ultra-processed food.

Ultra-processed food adalah makanan yang sudah diproses secara industri dan mengandung banyak zat tambahan. Makanan ini biasanya dirancang untuk praktis, tahan lama, dan siap saji. 

Beberapa jenis makanan ultra-processed food itu termasuk mi, produk daging olahan seperti ham, sosis, bakso, nugget. Keripik kentang, biskuit, sereal sarapan,hingga minuman kemasan.

“Jadi waktu 8 jam itu tetap makan, tapi enggak terlalu ekstrim. Yang penting satu yang namanya ultra-processed food. Semua bahan makanan yang bisa disimpan lama di supermarket, semua rekeputerannya udah ultra-processed. Kamu baca atau tulisan kecil-kecil di bakarnya tuh, ada yang bahan-bahan kimia yang aneh-aneh. Biskuit pun, itu udah langsung ultra-processed, jadi kita nggak boleh banyak-banyak kok,” jelasnya.

Sementara itu, untuk pola makan di 8 jam setelah berbuka itu dianjurkan untuk makan 2 kali dan menghindari makanan ringan atau snack. Dia juga tidak menyarankan ketika menjalani IF 16:8 hanya mengonsumsi satu kali makan.

“Kalau satu kali makan secara nutrisi takutnya kurang, tetap dua kali makan siang dan makan malam, yang penting jangan snack, ya boleh lah snack nyolong-nyolong dikit,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, untuk memaksimalkan IF 16:8 dalam mencegah risiko kanker, penting juga mengatur asupan makanan di 8 jam lainnya. Dijelaskan prof. Aru untuk pola makan bisa mengonsumsi makanan apapun selain ultra-processed food.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |