Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial. Pada Jumat, 20 Juni 2025, Trump secara terbuka membantah laporan komunitas intelijen negaranya sendiri yang menyatakan bahwa Iran tidak tengah mengembangkan senjata nuklir. Tak tanggung-tanggung, ia juga menolak kesaksian resmi yang telah disumpah oleh Direktur Intelijen Nasional AS.
"Kalau begitu, komunitas intelijen saya salah. Mengapa komunitas intelijen mengatakan itu?" kata Trump kepada wartawan ketika ditanya tentang posisi resmi AS bahwa Iran saat ini tidak sedang membangun senjata nuklir.
VIVA Militer: Situs nuklir Iran
Ketika wartawan itu menjawab bahwa Tulsi Gabbard, direktur intelijen nasional AS, yang menjelaskan posisi itu, Trump membalas: "Dia salah."
Presiden menanggapi kesaksian terhadap kongres dari Gabbard, yang mengatakan kepada anggota parlemen pada Maret bahwa komunitas intelijen "terus menilai bahwa Iran tidak sedang membangun senjata nuklir, dan Pemimpin Tertinggi (Ayatollah Ali) Khamenei belum mengesahkan program senjata nuklir yang ditangguhkannya pada 2003."
"IC terus memantau dengan saksama jika Teheran memutuskan untuk mengesahkan kembali program senjata nuklirnya," kata Gabbard, menggunakan akronim IC untuk komunitas intelijen AS.
CNN melaporkan secara terpisah pada Selasa (17/6), bahwa intelijen AS tidak yakin Iran saat ini sedang membangun bom nuklir dan memperkirakan akan memakan waktu setidaknya dua hingga tiga tahun untuk memproduksi dan menyebarkannya untuk menargetkan negara pilihannya.
CNN mengutip empat sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.
Ketegangan regional telah meningkat sejak 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.
Otoritas Israel mengatakan sedikitnya 24 orang telah tewas dan ratusan lainnya terluka sejak saat itu dalam serangan rudal Iran. Iran mengatakan sedikitnya 224 orang telah tewas dan lebih dari seribu orang terluka dalam serangan Israel.
VIVA Militer: Ilustrasi perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Iran
Photo :
- The Indian Express
Intelijen AS percaya bahwa serangan Israel mungkin hanya menghambat program nuklir Iran dalam hitungan bulan, kata salah satu pejabat.
CNN mengatakan bahwa meski ada kerusakan signifikan pada lokasi pengayaan di situs Natanz, fasilitas yang dijaga ketat di Fordow pada dasarnya tidak tersentuh oleh serangan Israel. (ANT)
Halaman Selanjutnya
CNN mengutip empat sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.