Aceh, VIVA – Sebuah kejadian yang mengundang keprihatinan terjadi di salah satu kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) di Indonesia.
Ada sebuah video yang memperlihatkan warga secara sukarela menyumbangkan kertas HVS ke kantor Dukcapil karena sering kehabisan stok viral di media sosial.
Warga tengah antre di Kantor Layanan Dukcapil Kota Tangerang
Photo :
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
Kejadian ini diketahui terjadi di Disdukcapil Subulussalam, Aceh. Aksi tersebut setelah pelayanan administrasi seperti pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Akta Kelahiran terhenti.
"Sebagai respons, warga pun menyumbangkan kertas HVS untuk membantu mengatasi kekurangan pasokan tersebut," tulis keterangan unggahan Instagram @jatinangorbanget, dikutip VIVA Selasa, 11 Februari 2025.
Dalam video tersebut, salah satu pegawai Disdukcapil menjelaskan bahwa pengajuan untuk pengadaan kertas sudah diajukan ke Pemerintah Daerah, namun kekosongan ini baru terjadi dalam seminggu terakhir.
Alhasil, warga pun mempertanyakan mengapa ketersediaan kertas tersebut selalu bermasalah. Adanya permasalahan tersebut, seorang warga membawa satu rim kertas HVS ke kantor Dukcapil setempat.
Adanya kejadian ini memicu berbagai tanggapan dari warganet di media sosial. Banyak dari mereka yang merasa prihatin dengan kondisi pelayanan publik yang seharusnya lebih siap dalam menyediakan kebutuhan dasar untuk pencetakan dokumen.
ilustrasi kertas HVS.
Photo :
- pixabay.com/tamara
"Malu banget ini, masa warga yang harus sumbang kertas? Pemerintah ke mana?" tulis komentar warganet dalam unggahan tersebut.
"Mempermalukan pemerintahan dengan terhormat, sekelas disdukcapil tidak mampu itukah hanya untuk membeli membeli kertas hvs," timpal warganet lainnya.
Kejadian ini menjadi tamparan bagi sistem administrasi publik yang seharusnya mampu melayani masyarakat tanpa hambatan kecil seperti kehabisan kertas. Harapannya, dengan viralnya insiden ini, pemerintah bisa lebih sigap dalam menangani kebutuhan dasar pelayanan publik.
Halaman Selanjutnya
Adanya kejadian ini memicu berbagai tanggapan dari warganet di media sosial. Banyak dari mereka yang merasa prihatin dengan kondisi pelayanan publik yang seharusnya lebih siap dalam menyediakan kebutuhan dasar untuk pencetakan dokumen.