Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin mengalami tekanan tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif besar terhadap produk China. Pengumuman ini memicu gelombang risiko global yang memukul pasar ekuitas, komoditas dan aset kripto.
Bitcoin sempat merosot hingga US$105.000 dalam satu jam, sebelum kembali di atas US$111.000. Data dari CoinGlass menunjukkan dalam waktu kurang dari satu jam, lebih dari US$8 miliar posisi long terlikuidasi, termasuk Bitcoin senilai US$1,83 miliar dan Ethereum US$1,68 miliar.
Selama 24 jam terakhir, total posisi yang dilikuidasi mencapai lebih dari US$9 miliar dan melibatkan sekitar 1,4 juta investor, dengan transaksi terbesar mencapai US$87,53 juta di pasangan BTC/USDT. Kapitalisasi pasar kripto menyusut sekitar 13 persen menjadi US$3,78 triliun, dengan volume perdagangan 24 jam mencapai US$333,8 miliar, tertinggi sejak Agustus.
Merespons hal tersebut, pelaku perdagangan aset kripto dalam negeri menilai bahwa terkanan terhadap Bitcoin bukan pertanda fundamental mata uang digital tersebut melemah. Vice President Indodax Antony Kusuma mengatakan, koreksi Bitcoin menunjukkan bagaimana aset digital bereaksi terhadap ketegangan geopolitik dan sentimen risiko global.
Bitcoin, Ethereum, dan aset kripto lainnya.
"Para investor harus melihat lebih dari sekadar harga saat ini. Koreksi ini bukan pertanda fundamental Bitcoin melemah, melainkan reaksi pasar terhadap eskalasi ketegangan dagang dan risiko makro," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 11 Oktober 2025.
Dia mengatakan, mereka atau investor yang mampu menjaga perspektif jangka panjang dapat memanfaatkan momen volatilitas ini untuk membangun posisi strategis. Meskipun pasar bergejolak, skenario jangka menengah tetap positif bagi Bitcoin.
Vice President Indodax, Antony Kusuma.
Photo :
- Dokumentasi Indodax
Jika ketegangan AS - China mereda atau pembicaraan baru muncul, tambahnya, Bitcoin diproyeksi bisa berkonsolidasi di kisaran US$112.000 – 118.000. Namun jika isu perdagangan terus mendominasi, harga bisa bergerak di antara US$105.000 – 120.000.
"Penurunan di bawah US$105.000 membuka peluang bagi pembeli jangka panjang," katanya. (Ant)
Kejagung Sita 6 Tanah dan Bangunan Terkait Korupsi Sritex, Nilainya Fantastis!
Kejagung sita 6 tanah dan bangunan milik tersangka korupsi Sritex, Iwan Setiawan Lukminto
VIVA.co.id
11 Oktober 2025