Jakarta, VIVA - Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, mengamini pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto perihal masih belum baiknya komunikasi pemerintah untuk disampaikan ke publik dalam 150 hari kerja pertama.
Bima Arya mengatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan untuk pemerintah dalam menanggapi harapan publik yang tinggi.
“Memang tantangan pemerintah hari ini enggak mudah. Publik memiliki harapan yang sangat tinggi,” ujar Bima Arya dalam keterangannya seperti dikutip, Kamis, 10 April 2025.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto
Photo :
- VIVA.co.id/Fajar Ramadhan
Bima Arya menyampaikan bahwa dirinya meyakini dan percaya bahwa di jajaran Kabinet Merah Putih bekerja dengan luar biasa. Namun apa yang disampaikan kemudian tidak bisa ditangkap menyeluruh dan utuh oleh publik.
“Jadi, memang, tantangan dari semua adalah bagaimana agar publik ini tahu apa yang sudah dilakukan, apa yang akan dilakukan, dan belum dilakukan,” ucapnya.
Oleh karenanya, Bima Arya menambahkan, bahwa Prabowo memberikan semangat dan motivasi kepada seluruh anggota kabinet dalam menyampaikan informasi dan juga berhati-hati dalam pemilihan kata.
“Presiden memang memberikan penyemangat dan motivasi agar seluruh anggota kabinet terus menyampaikan informasi yang tepat dan akurat atas semua kegiatan-kegiatannya, dan juga berhati-hati dalam menggunakan diksi,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara terbuka mengakui bahwa komunikasi dari pemerintah yang ia pimpin selama ini masih belum optimal.
Ia menilai, keterbukaan informasi kepada publik masih perlu ditingkatkan, dan sebagai kepala negara, ia bertanggung jawab penuh atas hal tersebut.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo dalam acara sarasehan ekonomi bertajuk “Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan,” yang juga dihadiri oleh berbagai pihak penting, mulai dari para ekonom, investor, hingga pimpinan media nasional.
Prabowo menekankan bahwa forum ini diadakan atas permintaannya pribadi. Ia merasa perlu ada penjelasan yang lebih lugas kepada masyarakat mengenai kondisi ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global yang terus berubah.
“Saya minta acara ini diselenggarakan karena saya merasa setelah memasuki masa 6 bulan bekerjanya pemerintah yang saya pimpin, sebagai pemegang mandat dari bangsa, dari rakyat sejak 20 Oktober 2024, sudah saatnya lebih komunikatif, lebih proaktif dalam memberi keterangan-keterangan tentang keadaan yang berlaku,” kata Prabowo yang dikutip dari siaran langsung di YouTube VIVA pada Selasa, 8 April 2025.
Presiden RI Prabowo Subianto usai bertemu Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Qasr Al Shatie, Abu Dhabi (sumber foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Prabowo pun tidak segan mengakui kekurangan dalam hal komunikasi dari pihak pemerintah yang sudah ia sadari sejak beberapa minggu lalu. Sehingga dirinya merasa bertanggung jawab atas hal tersebut.
“Saya sadar dalam beberapa minggu lalu bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dirinya memang menganut prinsip bekerja berdasarkan bukti dan hasil nyata (evidence-based performance). Menurutnya, dirinya lebih memilih menunjukkan hasil kerja dibandingkan banyak berbicara tanpa dasar yang jelas.
“Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata, itu sifat saya. Jadi saya minta selalu dinilai oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan. Dan saya percaya saya berpendapat, rakyat pun akan menilai dengan hasil,” tambahnya.
Halaman Selanjutnya
“Presiden memang memberikan penyemangat dan motivasi agar seluruh anggota kabinet terus menyampaikan informasi yang tepat dan akurat atas semua kegiatan-kegiatannya, dan juga berhati-hati dalam menggunakan diksi,” kata dia.