Jeddah, VIVA – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah terus mematangkan persiapan menyambut kedatangan perdana jemaah haji gelombang kedua yang dimulai pada Sabtu, 17 Mei 2025. Sekitar 99.776 jemaah akan tiba melalui Bandara Internasional King Abdulaziz (KAIA), dan seluruhnya akan diberangkatkan menuju Makkah.
Jemaah calon haji di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi
Photo :
- Andhika Wahyu/MCH 2025
Berbeda dari gelombang pertama yang dilayani di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, pelayanan di Jeddah sepenuhnya dilakukan oleh syarikah, mitra resmi pelayanan haji dari Arab Saudi. Sistem ini memungkinkan satu kloter jemaah bisa dilayani oleh beberapa syarikah yang berbeda, sehingga menimbulkan potensi terpisahnya rombongan, termasuk anggota keluarga dalam satu kloter.
“Karena layanan kita seluruhnya sudah berbasis syarikah dan ada beberapa kloter yang syarikahnya campuran, kami juga meminta kepada PPIH embarkasi untuk memberikan tanda khusus kepada jamaah-jamaah yang bergabung dalam kelompok syarikah yang besar,” kata Kepala Daker Bandara Jeddah, Ahmad Basir, Jumat (16/5/2025) malam dilansir MCH 2025.
Guna mengantisipasi potensi jemaah tersesat atau terpisah terlalu lama, PPIH menerapkan sistem penandaan koper dengan warna berbeda. Warna-warna tersebut ditentukan oleh PPIH Arab Saudi dan akan disosialisasikan kepada seluruh embarkasi di Indonesia.
“Termasuk penandaan warna juga diberikan kepada koper-koper jamaah. Supaya petugas kami yang ada di Daker Makkah lebih gampang untuk memisahkan koper-koper jamaah,” ujar Basir lagi.
Setiap syarikah telah diberi warna penanda tersendiri, dan tanda tersebut juga akan digunakan pada pakaian atau bagian tubuh jemaah untuk memudahkan identifikasi cepat. Penandaan ini menjadi penting karena setibanya di Jeddah, jemaah harus segera diberangkatkan ke Makkah tanpa banyak waktu untuk reorganisasi, baik mereka melalui jalur Fast Track maupun non-Fast Track.
Basir menegaskan, penandaan ini harus disosialisasikan secara konsisten oleh PPIH Embarkasi di Tanah Air. Bahkan pihak Daker Bandara telah menyampaikan surat edaran resmi yang berisi pedoman teknis mengenai warna-warna syarikah ke semua embarkasi.
“Penandaan juga diserahkan kepada Embarkasi, tapi warnanya kami yang tentukan. Sudah kami berikan kepada teman-teman di embarkasi agar bisa diketahui masyarakat,” jelasnya.
Selain persoalan logistik, Daker Bandara juga mengimbau seluruh jemaah untuk mengenakan pakaian ihram sejak dari Indonesia, karena tidak ada lagi waktu yang tersedia di Bandara Jeddah untuk mengenakan ihram sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau di Jeddah, harus segera sampai ke Makkah meskipun bukan melalui jalur Fast Track. Sehingga memang sudah tidak ada lagi waktu yang tersedia bagi jamaah untuk berikhram di Bandara Jeddah seperti zaman dulu,” pungkas Basir.
Dengan sistem berbasis syarikah dan koordinasi ketat antar petugas, Basir berharap proses kedatangan dan pemberangkatan jemaah ke Makkah berjalan lancar, tertib, dan tetap menjaga kebersamaan rombongan sebanyak mungkin.
Halaman Selanjutnya
Basir menegaskan, penandaan ini harus disosialisasikan secara konsisten oleh PPIH Embarkasi di Tanah Air. Bahkan pihak Daker Bandara telah menyampaikan surat edaran resmi yang berisi pedoman teknis mengenai warna-warna syarikah ke semua embarkasi.