Badan Intelijen AS: China Masih Jadi Ancaman Teratas Bagi Kami

3 days ago 3

Rabu, 26 Maret 2025 - 23:21 WIB

Washington, VIVA – Badan intelijen Amerika Serikat melaporkan, bahwa China tetap menjadi ancaman militer dan dunia maya teratas bagi AS. Laporan itu diterbitkan pada Selasa, 25 Maret 2025.

"China sendiri memiliki kemampuan untuk menyerang AS dengan senjata konvensional, membahayakan infrastruktur AS melalui serangan dunia maya, dan menargetkan asetnya di luar angkasa," menurut Penilaian Ancaman Tahunan oleh komunitas intelijen.

Mereka menambahkan, bahwa Beijing juga berupaya menggantikan AS sebagai kekuatan AI teratas pada tahun 2030.

"Rusia, bersama dengan Iran, Korea Utara, dan China, berupaya menantang AS melalui kampanye yang disengaja untuk mendapatkan keuntungan, dengan perang Moskow di Ukraina memberikan banyak pelajaran mengenai pertempuran melawan senjata dan intelijen barat dalam perang skala besar," kata laporan itu.

Dirilis menjelang kesaksian di hadapan Komite Intelijen Senat oleh kepala intelijen Presiden Donald Trump, laporan itu mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), kemungkinan berencana menggunakan model bahasa besar untuk membuat berita palsu, meniru persona, dan mengaktifkan jaringan serangan.

"Militer China mengerahkan kemampuan canggih, termasuk senjata hipersonik, pesawat siluman, kapal selam canggih, aset perang siber dan antariksa yang lebih kuat, serta persenjataan nuklir yang lebih besar," menurut Direktur Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard kepada komite tersebut.

Ia menyebut Beijing sebagai pesaing strategis paling cakap bagi Washington.

"China hampir pasti memiliki strategi tingkat nasional yang beragam, yang dirancang untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan AI paling berpengaruh di dunia pada tahun 2030," menurut laporan tersebut.

Direktur CIA, John Ratcliffe, mengatakan kepada komite bahwa Tiongkok hanya melakukan upaya "sesekali" untuk membatasi aliran bahan kimia prekursor yang memicu krisis fentanil AS karena keengganannya untuk menindak bisnis Tiongkok yang menguntungkan.

"Tidak ada yang dapat mencegah Tiongkok untuk menindak tegas prekursor fentanil," kata Ratcliffe.

Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington, Liu Pengyu, mengatakan AS telah lama menggembar-gemborkan ancaman Tiongkok sebagai alasan untuk mempertahankan hegemoni militer AS.

"China bertekad untuk menjadi kekuatan perdamaian, stabilitas, dan kemajuan di dunia, dan juga bertekad untuk mempertahankan kedaulatan nasional, keamanan, dan integritas teritorial kami," kata Liu.

Dia menambahkan, bahwa penyalahgunaan fentanil adalah masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh Amerika Serikat sendiri.

Halaman Selanjutnya

"China hampir pasti memiliki strategi tingkat nasional yang beragam, yang dirancang untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan AI paling berpengaruh di dunia pada tahun 2030," menurut laporan tersebut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |