Bahlil Jamin Minyak Goreng Tak Akan Langka Imbas Program B50

4 weeks ago 10


Bisnis

Selasa, 28 Oktober 2025 - 15:14 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia memastikan, minyak goreng tidak akan mengalami kelangkaan meskipun pemerintah menerapkan program Biodiesel 50 alias B50, yang memanfaatkan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan bakunya.

Hal itu diutarakannya usai menjadi salah satu pembicara di perhelatan 'Sarasehan 100 Ekonom Indonesia', yang digelar di kawasan Tendean, Jakarta Selatan,

"Enggak ada isu itu (kelangkaan minyak goreng)," kata Bahlil, Selasa, 28 Oktober 2025.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di Minerba Convex 2025

Photo :

[tangkapan layar]

Pemerintah telah memiliki tiga alternatif untuk menjamin ketersediaan CPO. Antara lain yakni dengan intensifikasi lahan sawit untuk meningkatkan produksi di lahan yang sudah ada, pembukaan lahan baru, atau memangkas ekspor sawit dengan memberlakukan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).

DMO sendiri merupakan kewajiban bagi perusahaan-perusahaan sektor sumber daya alam, untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terlebih dahulu sebelum mengekspor produknya.

"Kalau kita memakai B50, tinggal ekspor kita yang kita kurangi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, termasuk di dalamnya adalah DMO. Kita lihat itu sebagai salah satu alternatif," ujarnya.

Sebagai informasi, hak tersebut telah dicanangkan melalui Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1531 Tahun 2022 tentang Penetapan Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Domestic Market Obligation) dan Harga Penjualan di Dalam Negeri (Domestic Price Obligation) Crude palm Oil (CPO) dan Minyak Goreng.

Dimana, kebutuhan CPO sebagai bahan baku minyak goreng mencapai sekitar 416 ribu ton per bulan, atau sekitar 4,99 juta ton per tahun. Sementara, program mandatori B50 membutuhkan CPO hingga 5,3 juta ton per tahun.

Sementara pemerintah sendiri telah berencana menerapkan mandatori penggunaan bahan bakar solar dengan campuran 50 persen bahan nabati atau fatty acid methyl ester (FAME), yang kemudian dikenal sebagai biodiesel B50, untuk menghentikan impor solar mulai semester II-2026.