BCA Bukukan Laba Bersih Rp 14,1 Triliun pada Kuartal I-2025

7 hours ago 2

Rabu, 23 April 2025 - 16:51 WIB

Jakarta, VIVA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp 14,1 triliun pada kuartal I-2025. Angka ini tumbuh 9,8 persen secara year on year (yoy).

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjabarkan, total kredit mencapai Rp 941 triliun per Maret 2025, naik 12,6 persen secara yoy. Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan. 

“Momentum Ramadan dan Idul Fitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan. Seiring tingginya antusiasme masyarakat pada BCA Expoversary 2025, kami memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025," ujar Jahja dalam konferensi pers, Rabu, 23 April 2025.

Menara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Untuk pendanaan inti giro dan tabungan (CASA) tumbuh 8,3 persen secara yoy mencapai Rp 979 triliun, atau sekitar 82 persen total Dana Pihak Ketiga (DPK). Pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9 persen yoy menjadi Rp 443,4 triliun. Kredit komersial tumbuh 9,9 persen yoy mencapai Rp 137,4 triliun. 

Adapun penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9 persen hingga Rp 124,5 triliun. Kredit konsumer naik 11,3 persen yoy menjadi Rp 225,7 triliun. Hal ini ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen yoy hingga Rp 135,3 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3 persen yoy menjadi Rp 67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9 persen yoy hingga Rp 23,3 triliun.

Jahja menuturkan, total DPK BCA naik 6,5 persen yoy mencapai Rp 1.193 triliun. Kemudian pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1 persen yoy menjadi Rp 21,1 triliun. Pendapatan selain bunga naik 8,1 persen yoy mencapai Rp 6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp 27,9 triliun tumbuh 7,4 persen yoy.

Adapun untuk rasio cost to income terkelola baik di level 28,5 persen. Rasio loan at risk (LAR) dan NPL menurut Jahja, berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen dan 2 persen. 

"Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5 persen dan 66,5 persen," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

Adapun untuk rasio cost to income terkelola baik di level 28,5 persen. Rasio loan at risk (LAR) dan NPL menurut Jahja, berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen dan 2 persen. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |