Jakarta, VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah memasuki tahap akhir dan masih ada 10 korban lagi.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pembersihan sisa puing bangunan dilakukan secara intensif dengan bantuan alat berat, seperti breaker excavator dan bucket excavator yang digunakan bergantian.
“Hari ini kita harapkan akan selesai pembersihan dan evakuasi,” ujarnya kepada pewarta dari posko tanggap darurat di Sidoarjo itu.
Tim SAR mengevakuasi korban Musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin, (29/9)
Berdasarkan hasil kaji cepat di lapangan, diperkirakan masih ada sekitar 10 korban yang tertimbun reruntuhan dan hingga kini masih dalam proses pencarian. Jumlah tersebut sesuai dengan daftar nama orang hilang yang dirilis pihak pesantren.
Data BNPB per Senin pukul 14.45 WIB mencatat jumlah korban meninggal dunia mencapai 53 orang, sementara enam korban masih dalam perawatan medis. Sebanyak 97 orang telah selesai menjalani perawatan, termasuk satu korban yang tidak memerlukan penanganan lanjutan.
Selain itu, tim SAR gabungan menemukan lima potongan tubuh yang kini masih dalam tahap identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Budi menegaskan insiden runtuhnya bangunan empat lantai ini menjadi bencana dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak sepanjang Januari hingga Oktober 2025.
Ia berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran bersama mengenai pentingnya perencanaan pembangunan, pengawasan, serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana serupa di masa mendatang. (Ant)
DVI Terima 55 Kantong Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny, 10 Sudah Teridentifikasi
Dari 55 kantong jenazah, 5 kantong berisi body part.
VIVA.co.id
6 Oktober 2025