Cerita Egy Maulana Vikri Kena Infeksi Jamur, Ini Faktor yang Harus Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

3 hours ago 1

Rabu, 12 Februari 2025 - 15:35 WIB

Jakarta, VIVA – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, penderita jamur kulit di Indonesia mencapai 40 juta orang. Beberapa penyebabnya ialah kondisi suhu di Indonesia dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di luar ruangan.

Sayangnya, infeksi jamur kulit seringkali dianggap sepele, padahal dapat menular dan memengaruhi siapa saja. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG., mengungkapkan, bagi orang-orang yang sering beraktivitas di luar ruangan, ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai terkait infeksi jamur kulit

“Kelembapan dan panas yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan jamur. Selain itu, keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan dan kurang menjaga kebersihan kulit menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang,” ujar dr Ulul Albab saat talkshow yang digelar Kalpanax dan Kalbe di Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.

Dokter Ulul Albab melanjutkan, kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti berbagi handuk, sepatu, atau pakaian, juga meningkatkan risiko infeksi. 

“Serta, kondisi di beberapa daerah yang mengalami banjir di musim penghujan seperti sekarang ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi jamur kulit,” jelasnya.

Head of Digestive and Skin Category Kalbe Consumer Health, Revi Octaria, menambahkan, infeksi jamur kulit harus diobati dengan rutin dan sesuai dosis anjuran, agar jamur dapat dibasmi hingga ke akar. 

Sejumlah hal dapat memicu penyebaran penyakit infeksi jamur kulit. Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan pengobatan atau memilih solusi yang kurang efektif. Padahal, jika tidak ditangani dengan benar, infeksi dapat kambuh kembali.

Berada di tempat yang sama, Pesepakbola Egy Maulana Vikri menceritakan pengalamannya yang pernah mengalami infeksi jamur.

"Sebagai atlet, saya pernah mengalami infeksi jamur, karena rutinitas latihan yang padat, sehingga kulit sering lembap. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan saya saat bertanding. Saya baru menyadari betapa pentingnya penanganan yang tepat mengatasi penyakit kulit. Setelah menemukan solusi yang sesuai dan rutin menggunakannya, masalah jamur saya akhirnya tuntas," kata Egy.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang infeksi jamur kulit, cara pencegahan, serta penanganannya, 
Kalbe dan Kalpanax meluncurkan program SIGAP (Deteksi Gejala, Atasi dengan Kalpanax), dengan menggandeng 
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang didukung Kementerian Kesehatan RI.

“Pada program SIGAP, juga dihadirkan inovasi baru dengan pemanfaatan AI (Artificial Intelligence), yaitu Kalpanax Skin Health Check. Teknologi ini bertujuan untuk mempermudah deteksi dini penyakit kulit yang dicurigai disebabkan oleh jamur, sehingga pengobatan dapat dilakukan tepat waktu. Teknologi ini menjadi langkah awal dalam pencegahan dan pengobatan infeksi jamur kulit,” papar Revi.

Disediakan juga layanan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan kulit gratis serta aktivitas edukatif, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan kulit. Berbagai aktivitas tersebut dilakukan dengan Mobil SIGAP yang akan berkeliling ke 20 kota utama di Indonesia sejak Februari hingga Mei 2025. Program ini juga akan menjangkau lebih dari 100 titik dengan fokus pada komunitas olahraga dan area publik yang ramai.

Halaman Selanjutnya

Sejumlah hal dapat memicu penyebaran penyakit infeksi jamur kulit. Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan pengobatan atau memilih solusi yang kurang efektif. Padahal, jika tidak ditangani dengan benar, infeksi dapat kambuh kembali.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |