VIVA – Tran Nguyen Manh pernah berada di titik nadir dalam karier sepakbolanya. Kiper timnas Vietnam itu tak akan pernah melupakan kartu merah kontroversial saat menghadapi Indonesia di Piala AFF 2016.
Namun, waktu membuktikan bahwa keterpurukan itu bukan akhir. Kini, Nguyen Manh berdiri sebagai juara V.League dan mengantongi kontrak bernilai miliaran dong.
“Melihat tangan saya yang patah menjadi beberapa bagian, saya pikir akan sulit untuk kembali bermain,” kenang Nguyen Manh dalam wawancara dengan Soha.
Dua momen kelam mewarnai perjalanan hidupnya: insiden kartu merah di semifinal AFF 2016 dan cedera patah lengan dua tahun berselang, pada 2018.
Insiden pertama terjadi di Stadion My Dinh, Hanoi, saat Vietnam menjamu Indonesia pada leg kedua semifinal. Tertinggal agregat 1-2 dari leg pertama, Vietnam mencoba mengejar ketertinggalan.
Namun, pada menit ke-76, sebuah tabrakan antara Nguyen Manh dan pemain Indonesia membuat wasit mengusir sang kiper.
Vietnam, yang telah kehabisan jatah pergantian pemain, terpaksa menurunkan bek Que Ngoc Hai sebagai penjaga gawang dadakan.
"Kalau melihat situasi sekarang, kalau dibilang saya kasar atau apa, itu tidak benar. Saya hanya ingin pertandingan cepat dilanjutkan, karena kami sedang tertinggal," ujar Nguyen Manh membela diri.
Vietnam sempat menyamakan agregat menjadi 3-3, namun akhirnya kalah 3-4 lewat babak tambahan. Nguyen Manh menjadi bulan-bulanan kritik, baik dari media maupun publik.
"Ketika saya mendapatkan kartu merah, saya benar-benar sedih dan kecewa. Semua mata tertuju pada saya. Saya tidak menyangka akan mendapat kartu merah. Saya sangat menyesal," ungkapnya.
Usai laga, akun media sosial Nguyen Manh dibanjiri komentar negatif. Ia bahkan sempat menarik diri dari publik dan mengalami tekanan mental berat.
"Saya tahu akan banyak kritik datang setelah pertandingan itu. Saya mencoba diam dan melupakannya, tapi kritik itu datang terus-menerus. Tekanan itu membuat saya tak ingin keluar rumah, tak ingin ke mana pun. Kondisi itu berlangsung selama sebulan," tuturnya.
Namun, waktu menjadi obat. Nguyen Manh bangkit dari keterpurukan. Ia kembali merumput, pulih dari cedera, dan tampil konsisten di kompetisi domestik. Perjuangannya pun berbuah manis: gelar juara V.League dan kontrak bernilai besar menandai kebangkitan sang kiper yang sempat nyaris menyerah.
Halaman Selanjutnya
"Kalau melihat situasi sekarang, kalau dibilang saya kasar atau apa, itu tidak benar. Saya hanya ingin pertandingan cepat dilanjutkan, karena kami sedang tertinggal," ujar Nguyen Manh membela diri.