Malaysia Mau Impor Beras dari RI, Mentan: Kita Jaga Stok Dulu

2 hours ago 2

Selasa, 22 April 2025 - 20:32 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut, pemerintah Malaysia mengajukan permintaan untuk mengimpor beras dari Indonesia. Rencana impor beras ini lantaran Negeri Jiran kekurangan pasokan beras dan harga yang tinggi.

Amran mengatakan, terkait permintaan beras ini, Indonesia belum bisa melakukan ekspor beras ke Malaysia. Sebab, pemerintah tengah memperkuat pasokan di dalam negeri.

"Menarik, tadi menanyakan apa bisa kami impor beras dari Indonesia? Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu," ujar Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Malaysia Belajar Pertanian dari Indonesia

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (Dok: Kementan)

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Sementara itu, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohamad Bin Sabu mengatakan rencana impor beras dari Indonesia memang ada. Namun, impor itu belum bisa dilakukan.

"Sekarang ini belum lagi, tapi kita akan bincang (impor beras). Kita banyak di sini impor kelapa, sayuran termasuk ikan, aquaculture dan sebagainya," jelasnya.

Datuk Seri menuturkan, produksi beras Malaysia saat ini masih tertinggal jauh, dengan indeks pertanaman yang rendah, sehingga kebutuhan nasional masih sangat bergantung pada impor. Malaysia pun tengah menghadapi lonjakan harga beras akibat terbatasnya pasokan domestik.

“Karena Indonesia dan Malaysia adalah dua negara jiran yang sangat dekat, seperti abang dan adik, maka kami merasa perlu belajar dari Indonesia. Ada banyak kelebihan yang kami lihat di sini dan itu perlu kami pelajari,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam swasembada beras tak lepas dari penerapan teknologi pertanian yang modern dan efisien. Ia menyatakan keinginan Malaysia untuk mengadopsi pendekatan serupa, khususnya dalam pengelolaan komoditas padi, jagung, dan ikan.

“Kami ingin menjalin pertukaran teknologi atau pembinaan bersama agar dapat mengakses teknologi pertanian baru, terutama untuk padi, ikan, dan jagung. Teknologi yang kami lihat di Indonesia ini sangat maju, hasil panennya mencapai 12 hingga 13 ton per hektar, dengan rata-rata nasional mencapai 7 ton. Ini pencapaian besar yang sangat menginspirasi kami,” tegasnya.

Malaysia melalui lembaga riset pertaniannya, MARDI, juga menyatakan kesiapan untuk memperkuat kerja sama dengan Kementerian Pertanian Indonesia, khususnya dalam bidang riset, inovasi, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

“Lembaga riset kami, MARDI, akan terus berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian Indonesia untuk bertukar teknologi dan mendukung modernisasi pertanian. Kita di ASEAN perlu memperkuat solidaritas di berbagai bidang, karena kedepan kita bisa menghadapi tantangan bersama seperti ketidakpastian tarif global dari negara-negara besar,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

Datuk Seri menuturkan, produksi beras Malaysia saat ini masih tertinggal jauh, dengan indeks pertanaman yang rendah, sehingga kebutuhan nasional masih sangat bergantung pada impor. Malaysia pun tengah menghadapi lonjakan harga beras akibat terbatasnya pasokan domestik.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |