Jakarta, VIVA – Para mahasiswa dikabarkan bakal menggelar puncak aksi demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap" yang bakal digelar di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis, 20 Februari 2025 atau bersamaan dengan pelantikan para kepala daerah.
Saat ditanya apakah aksi mahasiswa tersebut bakal berdampak ke iklim investasi di Tanah Air, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan, aksi demonstrasi itu merupakan hal yang wajar mengingat Indonesia merupakan negara demokrasi.
"Namanya juga negara demokrasi, jadi saya rasa wajar kalau ada (aksi demonstrasi), karena ada yang concern atau khawatir (dengan kondisi negara)," kata Anindya di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Februari 2025.
[dok. Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Februari 2025]
Photo :
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Namun, ia meyakini bahwa dinamika politik semacam itu tidak akan menyurutkan antusiasme para calon investor, untuk melihat Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi. "Tapi menurut saya, tetap Indonesia itu destinasi untuk investasi yang sangat menarik," ujarnya.
Anindya menegaskan, keyakinannya terkait hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya negara-negara lain, yang justru antusias untuk membuka jalur perdagangan dengan Indonesia. Misalnya seperti beberapa waktu lalu, saat Dirinya menemui Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, di sela-sela agenda Indonesia-Turkiye CEO Forum.
Antusiame serupa juga ditemui Anindya Bakrie beserta jajarannya di Kadin Indonesia, saat menggelar audiensi dengan federasi pengusaha terbesar di Prancis, yakni Mouvement des entreprises de France (MEDEF), dalam gelaran Indonesia-France Business Forum 2025.
"Nah, ini memang kesannya adalah diskusi kelas policymaker, tapi akan berdampak langsung kalau pasar kita lebih luas, dan syukur-syukur juga investasi bisa mulai makin banyak lagi," kata Anindya.
Ditegaskannya bahwa iklim usaha dan investasi di Tanah Air sebenarnya cenderung cukup stabil, sebagaimana yang telah dibuktikan melalui sejumlah dinamika ekonomi dan politik yang pernah terjadi di era 1998, 2008, hingga tahun 2020 silam saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia dan dunia.
"Jadi saya rasa dalam hal iklim usaha, Indonesia itu adalah negara yang resilient, dan itu sudah terbukti bukan hanya sekarang, tapi di 2008 contohnya, di 2020 saat masa COVID-19, dan juga di era 1998," kata Anindya .
"Kita tidak mengatakan dunia itu serba mudah, tidak. Tapi kita tetap mesti kreatif, kita mesti berani, karena secara umum dunia usaha ya selalu mencari jalan untuk menyikapinya," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
"Nah, ini memang kesannya adalah diskusi kelas policymaker, tapi akan berdampak langsung kalau pasar kita lebih luas, dan syukur-syukur juga investasi bisa mulai makin banyak lagi," kata Anindya.