Demonstrasi Indonesia Gelap di Patung Kuda Berakhir, Polisi: Situasi Kondusif

16 hours ago 2

Jakarta, VIVA - Aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap yang berlangsung selama sepekan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, memuncak dengan ketegangan pada Jumat, 21 Februari 2025 malam.

Meskipun, aparat kepolisian telah berupaya melakukan pengamanan dengan pendekatan persuasif, aksi tetap diwarnai insiden provokatif, termasuk pelemparan bom molotov, petasan roket, serta pembakaran pembatas jalan (water barrier).

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombespol Soesatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa meskipun terjadi sejumlah provokasi, situasi secara keseluruhan dapat dikendalikan, dan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dari kedua belah pihak.

Photo :

  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Soesatyo Purnomo Condro mengatakan meskipun terjadi sejumlah provokasi, situasi secara keseluruhan dapat dikendalikan dan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dari kedua belah pihak dalam aksi unjuk rasa.

“Alhamdulillah, semua aksi berlangsung dengan aman dan kondusif. Memang sempat ada provokasi, tetapi kami tetap mengedepankan pendekatan persuasif untuk menjaga situasi tetap terkendali,” ujar Soesatyo dalam keterangannya pada Jumat, 21 Februari 2025.

Massa Bakar Pembatas Jalan dan Lempar Bom Molotov

Menurut kepolisian, puncak ketegangan terjadi pada Jumat sore sekitar pukul 14.00 WIB, saat jumlah massa aksi semakin bertambah. Hingga pukul 18.00 WIB, sebagian demonstran mulai membubarkan diri. Namun, kelompok lainnya justru melakukan aksi provokasi dengan membakar tiga water barrier berwarna oranye yang digunakan sebagai pembatas jalan.

Tak hanya itu, massa juga membakar spanduk plastik serta menyalakan api dengan menggunakan pilox dan korek api yang diarahkan ke polisi yang berjaga. Situasi semakin memanas ketika beberapa demonstran melontarkan bom molotov, serta petasan roket ke arah barisan aparat keamanan.

Dalam menghadapi aksi tersebut, kepolisian tetap memilih langkah persuasif dengan mundur dari garis depan demi menghindari konfrontasi langsung.

“Kami terus berusaha meredam eskalasi dengan memberikan imbauan kepada massa aksi untuk tidak melakukan tindakan anarkis,” jelas Soesatyo.

Polisi Imbau Massa Tidak Merusak Fasilitas Umum

Ketika situasi mulai tidak terkendali, aparat kepolisian memberikan peringatan kepada para demonstran agar tidak membakar water barrier dan merusak fasilitas umum lainnya.

“Kepada massa aksi, diminta untuk tidak membakar pembatas jalan. Ini merupakan fasilitas untuk mengatur lalu lintas dan menjaga keselamatan bersama,” seru salah satu petugas kepolisian melalui pengeras suara.

Namun, peringatan tersebut tidak dihiraukan oleh massa aksi. Beberapa demonstran bahkan secara terang-terangan menyatakan ketidakpedulian mereka terhadap fasilitas umum yang dirusak.

“Kami tidak peduli. Pembatas itu bisa dibeli lagi,” ujar salah satu peserta aksi.

Situasi Berangsur Kondusif, Tidak Ada Korban dan Penangkapan

Setelah ketegangan mereda, kepolisian segera melakukan upaya normalisasi di sekitar kawasan Patung Kuda. Salah satu prioritas utama adalah memperbaiki separator busway serta fasilitas umum yang dirusak selama aksi berlangsung.

Meski demonstrasi diwarnai aksi anarkis, kepolisian memastikan bahwa tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, baik dari pihak aparat keamanan maupun massa aksi. Selain itu, tidak ada peserta aksi yang diamankan selama sepekan berlangsungnya unjuk rasa.

“Sampai saat ini, tidak ada korban dari polisi maupun massa. Kami juga tidak melakukan penangkapan terhadap peserta aksi,” ungkap Soesatyo.

Terkait isu adanya aksi pencopetan yang terjadi di tengah demonstrasi, pihak kepolisian menyatakan belum menerima laporan resmi mengenai hal tersebut.

“Kami masih memantau situasi. Hingga saat ini belum ada laporan pencopetan yang masuk ke kami,” tambahnya.

Dalam meredam ketegangan selama aksi berlangsung, kepolisian bekerja sama dengan koordinator lapangan dari kelompok mahasiswa serta pihak pemerintah. Bahkan, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi turut hadir dalam upaya mediasi guna memastikan jalannya demonstrasi tetap terkendali.

“Alhamdulillah, koordinasi dengan mahasiswa dan kehadiran Bapak Mensesneg sangat membantu dalam menjaga situasi agar tetap kondusif,” ujar Soesatyo.

Halaman Selanjutnya

“Kami terus berusaha meredam eskalasi dengan memberikan imbauan kepada massa aksi untuk tidak melakukan tindakan anarkis,” jelas Soesatyo.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |