Waketum Kadin Saleh Husin Ungkap Tantangan Sektor Industri RI Tumbuh: Gas Mahal hingga Kepastian Berusaha

11 hours ago 3

Sabtu, 22 Februari 2025 - 12:35 WIB

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perindustrian Saleh Husin menjadi salah satu pembicara di forum dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia dengan judul ‘Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional’.

Acara ini diselenggarakan Alumni Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Tekagama) bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada hari Sabtu, 22 Februari 2025 di gedung Fakultas Teknik UGM.

Berbagai tokoh penting dari berbagai pemangku kepentingan hadir memberikan masukan dan gagasan serta solusi guna hilirisasi industri petrokimia dalam negeri bisa tumbuh berkembang. Termasuk Saleh Husin yang menyampaikan paparannya dengan topik 'Atmosfir dan Dukungan Dunia Usaha untuk Percepatan Hilirisasi Gas Alam.’

Dalam paparannya, Mantan Menperin ini menyampaikan bahwa Indonesia yang memiliki cadangan gas sebesar 142,72 TSCF yang baru dimanfaatkan baru sebesar 5,494 BBTUB. Di mana 68,2  persen dari jumlah tersebut digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 31,8 persen untuk pasar ekspor.

"Sementara produksi energi dari gas alam sebesar 10,1 persen dimana 71 persen melalui energi batubara dan sektor industrilah yang paling banyak mengkomsumsi energi diikuti sektor transportasi," katanya dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu, 22 Februari 2025.

Gas bumi untuk industri (foto ilustrasi)

Photo :

  • VIVA/Dhana Kencana

Mantan Ketua MWA UI ini juga menyampaikan potensi hilirisari minyak dan gas bumi masih sangat terbuka lebar. Dari gas alam dapat dihilirisasi menjadi LNG, amoniak, CO2 dan methanol yang dihulu dan masih bisa dihilirisasi kebawah menjadi urea, amonium nitrat, soda ask, DME, acetic acid, biodiesel. 

"Dan terus di-downstream menjadi melamine, NPK, fuel dan lain lain sesuai produk industri yang akan dikembangkan," katanya.

Untuk itu, Saleh mengatakan, kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan. Agar keinginan Presiden Prabowo Subianto guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen maka industri di Tanah Air harus tumbuh dan berkembang dan kontribusi terhadap PDB harus minimal 29 persen.

Sementara saat ini masih ada beberapa kendala yang dialami dunia usaha di dalam negeri. "Pertama, harga energi gas kita masih mahal jika dibandingkan dengan negara negara pesaing kita di sekitar kawasan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia," katanya.

Kedua, lanjut Saleh, bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral dan kalau dapat pun harga sudah tidak ekonomis lagi. Ketiga, logistik cost Indonesia masih mahal dan sektor industri penerima Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) agar diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.

"Serta keempat adanya kepastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8% yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai," ujar Saleh Husin. 

Di sela kegiatan tersebut Dr. Saleh Husin juga menyampaikan buku 'Hilirisasi Sawit, Cegah Midle Income Trap' kepada Rektor UGM Prof. Ova Emelia.

Halaman Selanjutnya

Untuk itu, Saleh mengatakan, kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan. Agar keinginan Presiden Prabowo Subianto guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen maka industri di Tanah Air harus tumbuh dan berkembang dan kontribusi terhadap PDB harus minimal 29 persen.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |