VIVA – Timnas Indonesia dan Malaysia kini punya satu kesamaan mencolok: ketergantungan pada pemain naturalisasi. Namun, pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy, menilai langkah keduanya ternyata tak sepenuhnya sejalan.
Vietnam menjadi korban keganasan dua negara serumpun tersebut. Indonesia sukses membekuk Vietnam dalam tiga pertemuan sepanjang 2024, masing-masing dengan skor 1-0 (dua kali) dan 3-0. Sementara Malaysia lebih menggila lagi. Mereka melumat Vietnam 4-0 dalam laga Kualifikasi Piala Asia 2027 yang berlangsung dua hari lalu.
Meski sama-sama menang besar, Quang Huy melihat perbedaan mendasar dari proses naturalisasi pemain di tubuh Garuda dan Harimau Malaya.
“Malaysia memang banyak menggunakan pemain non-lokal dan terus menambah pemain naturalisasi. Tapi, ini membuat identitas tim perlahan menghilang. Banyak dari mereka bahkan baru saling kenal saat pemusatan latihan. Tapi tetap saja, kemenangan jadi yang utama dalam olahraga,” ujar Quang Huy dikutip dari Soha.
Di sisi lain, Huy menyebut Indonesia punya pendekatan berbeda. Alih-alih asal comot, PSSI dinilai lebih selektif dan fokus pada pemain berdarah Indonesia, terutama yang berkarier di Belanda.
“Indonesia tidak mengambil jalan pintas seperti Malaysia. Mereka mencari pemain dengan darah Indonesia. Malaysia meniru strategi itu, tapi mencari ke Amerika Selatan, ke negara seperti Argentina dan Brasil, untuk menemukan talenta yang belum terpakai,” lanjutnya.
Perbedaan visi juga menjadi sorotan. Menurut Quang Huy, Indonesia tampak menatap ke depan dengan pembangunan jangka panjang, sementara Malaysia lebih fokus ke hasil instan.
“Malaysia bermain untuk hasil sesaat. Indonesia merancang masa depan dengan pengembangan berkelanjutan. Tapi tetap saja, keduanya kini punya skuad yang kuat dan bisa menantang tak hanya Asia Tenggara, tapi juga level Asia,” tegasnya.
PSSI dalam dua tahun terakhir memang gencar memboyong pemain keturunan dari Eropa, namun tetap menjaga akar identitas nasional. Berbeda dengan Malaysia yang baru-baru ini merekrut tujuh pemain dari Eropa dan Amerika Selatan—sebagian besar tanpa darah keturunan—untuk menambah kekuatan armada mereka.
Tijjani Reijnders Bawa Nilai Budaya Indonesia ke Manchester City
Rekrutan anyar Manchester City, Tijjani Reijnders, membagikan sisi lain dari kehidupannya yang jarang tersorot.
VIVA.co.id
13 Juni 2025