Dibeking Presiden Prabowo, Marthinus Hukom Perangi Narkoba Tanpa Ampun

1 day ago 3

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:41 WIB

BATAM, VIVA – Di atas panggung, di hadapan ribuan penduduk Batam yang berkumpul di alun alun kota, Kemenko Polkam RI Budi Gunawan mengatakan dengan jelas sekali. “Dalam pemusnahan barang bukti sabu seberat kurang lebih 2 ton, hasil pengungkapan kasus penyelundupan jaringan sindikat narkotika internasional, Bapak Presiden Prabowo Subianto sangat mengapresiasi prestasi yang telah diraih BNN di bawah komando Kepala BNN Marthinus Hukom,” kata Budi Gunawan dalam pidato sambutannya.

Apresiasi Presiden yang disampaikan melalui Budi Gunawan kepada Marthinus Hukom memang bukan semata isapan jempol. Karena Doktor Filsafat yang lama bertugas di Densus 88 itu sudah terkenal sebagai pemberantas kejahatan, terutama kejahatan terorisme. Sejak usia muda ia memang terbiasa berjibaku di lapangan.

Dulu, Marthinus keluar masuk hutan, menyisir daerah perbatasan untuk menyusuri jalur pelarian para teroris. Bersama tim nya, Ia melakukan serangkaian penangkapan legendaris yang terus dikenang hingga saat ini. Ada teroris yang berhasil diborgol hidup hidup, ada juga yang tewas karena melawan dan terjadi kontak senjata.

Sekarang, sejak ditunjuk sebagai Kepala BNN pada Desember 2023 silam, Marthinus kembali menekuni kebiasaan lamanya itu untuk tujuan yang lain : mengunci gerak para penyelundup narkoba dan memburu kaki tangan kartel di republik ini.

Marthinus bercerita, pekerjaan pertama sejak dilantik sebagai kepala BNN adalah membangun kepercayaan publik, meyakinkan stakeholders dan memupuk kerjasama yang erat lintas instansi.

“Tanpa dukungan banyak pihak dan kerjasama yang erat, perang narkoba akan sulit kita menangkan. Sekarang, kita punya presiden yang komitmennya sangat tegas sekali. Dengan beking yang kuat dari orang nomor satu di Republik ini, perang narkoba bakal semakin berkobar dan kita yakin keluar sebagai pemenang,” kata Marthinus di sela-sela acara pemusnahan Narkoba 2 ton di Batam, Kamis, 12 Juni 2025.

Hukom menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus narkotika. Buktinya, ia memastikan proses pemusnahan sabu 2 ton dilakukan secara terbuka dengan melibatkan masyarakat dan media untuk mengawasi, menunjukkan komitmennya terhadap prinsip good governance.

Dalam pidatonya, ia berulang kali menyoroti kolaborasi antarlembaga sebagai kunci keberhasilan pengungkapan kasus ini, dengan melibatkan Kemenko Polkam (di bawah Budi Gunawan) sebagai koordinator, TNI AL, Polri, Bea Cukai, dan Kejaksaan. Lalu tak lupa kerja sama internasional, khususnya dengan negara ASEAN seperti Thailand, untuk membongkar jaringan Golden Triangle.

Hukom menilai Asta Cita dan program prioritas Prabowo dalam pemberantasan narkoba merupakan landasan moral bagi penegak hukum. Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap arahan Menko Polkam dalam mengoptimalkan strategi antinarkoba.

Ada beberapa strategi BNN dalam perang ini. Antara lain, penguatan kolaborasi dan intelijen, ketahanan sosial masyarakat pesisir/perbatasan, pendekatan tematik-ikonik (seperti pemusnahan simbolik), dan peningkatan SDM dan infrastruktur.

Selain itu, Hukom juga fokus pada dampak sosial dan kemanusiaan. Dengan menekankan bahwa narkoba bukan hanya ancaman hukum, tetapi juga bisa mengakibatkan potensi kerugian ekonomi (5 triliun rupiah untuk pembelian sabu). Dampak kesehatan (8 juta jiwa berisiko penyalahgunaan). Serta penghancuran moral bangsa dan generasi muda. Singkatnya semua aspek dia pikirkan secara matang dan strategis.

Karenanya, dalam pidatonya sarat dengan pesan motivasi, seperti: "Negara bersama rakyat, bangkit melawan narkoba!" Seruan untuk "menabuh genderang perang terhadap sindikat narkoba". Dan penekanan pada peran media dan masyarakat sebagai pengawas kritis.

Turunannya, dia juga memberlakukan prinsip punishment and reward dengan adil, dengan berupaya memberikan penghargaan untuk tim yang berhasil melakukan operasi akbar ini. Ia mengusulkan penghargaan/promosi luar biasa bagi petugas gabungan yang berhasil mengungkap kasus ini. Hal ini menunjukkan apresiasinya pada dedikasi tim sekaligus pemimpin yang tahu bagaimana menghargai kerja timnya.

Halaman Selanjutnya

Dalam pidatonya, ia berulang kali menyoroti kolaborasi antarlembaga sebagai kunci keberhasilan pengungkapan kasus ini, dengan melibatkan Kemenko Polkam (di bawah Budi Gunawan) sebagai koordinator, TNI AL, Polri, Bea Cukai, dan Kejaksaan. Lalu tak lupa kerja sama internasional, khususnya dengan negara ASEAN seperti Thailand, untuk membongkar jaringan Golden Triangle.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |