VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa kenaikkan tarif impor yang disebut Reciprocal Tariffs atau tarif resiprokal (timbal balik) yang lebih tinggi, pada 2 April 2025.
Kebijakan baru itu dinilai akan berdampak positif untuk Amerika Serikat, atau memulihkan kondisi ekonomi, dan adil buat negera-negara yang selama ini hanya sekadar cari keuntungan dengan impor barang tanpa investasi.
“Kami telah ditipu oleh setiap negara di dunia, kawan maupun lawan. Kami telah ditipu dalam perdagangan. Kami telah ditipu dalam militer,” ujar Trump, dikutip dari Korea JoongAng Daily, Sabtu 5 April 2025.
Kebijakan tersebut akan diterapkan secara bertahap, pertama berupa tarif umum 10 persen untuk semua negara yang efektif mulai hari ini, Sabtu 5 April. Kemudian tarif khusus termasuk Indonesia, Rabu 9 April.
Tercatat ada 185 negara yang mengalami perubahan, terbesar tarif impor dari perwakilan Asia adalah Kamboja 49 persen, Vietnam 46 persen, Sri Lanka 44 persen, China dan Thailand 36 persen, Taiwan dan Indonesia 32 persen.
“Kami melindungi orang, dan mereka tidak melakukan apapun untuk kami. Ini sangat tidak adil selama bertahun-tahun. Sekarang sebagian dari uang itu akan kembali kepada kami dalam bentuk tarif,” tuturnya.
Kebijakan baru tersebut tentunya berdampak pada industri otomotif. Karena masih banyak produsen, atau brand mobil dan motor yang mengirimkan produknya secara utuh alias CBU ke negeri paman sam.
Bahkan walaupun Indonesia saat ini belum melakukan ekspor sepeda motor listrik beserta komponennya ke AS, namun menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (AISMOLI) menganggap akan merasakan dampaknya secara tidak langsung.
Ketua AISMOLI Irjen Pol (Purn) Budi Setiyadi menyebut, secara makro akan beresiko terhadap inflasi dan penurunan daya beli masyarakat. Selain itu negara-negara lain yang mengalami kondisi serupa, seperti China akan mencari pasar alternatif selain AS.
“Indonesia dengan populasi besar dan daya beli yang kuat dianggap sebagai negara yang menarik,” ujar Budi, dikutip dari keterangannya, Sabtu 5 April 2025.
Artinya tidak menutup kemungkinan Indonesia akan kebanjiran sepeda motor listrik, selain dari produk lokal akan diramaikan merek Tiongkok. Sehingga asosiasi itu berharap agar ada insiatif dari pemerintah untuk melindungi produsen lokal.
“salah satu lingkup yang perlu dijaga oleh pemerintah adalah kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk melindungi produk- produk lokal Indonesia dan mencegah dominasi produk impor,” katanya.
“Tidak hanya dari sisi kebijakan, pengawasan pemerintah dalam memastikan kebijakan TKDN sudah dijalankan secara tepat oleh industri juga perlu diperkuat,” sambungnya.
Halaman Selanjutnya
Bahkan walaupun Indonesia saat ini belum melakukan ekspor sepeda motor listrik beserta komponennya ke AS, namun menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (AISMOLI) menganggap akan merasakan dampaknya secara tidak langsung.