Rabu, 23 April 2025 - 20:33 WIB
Jakarta, VIVA – Jet tempur F-16 Fighting Falcon berhasil menurunkan pesawat asing jenis C-130 Hercules yang masuk ke wilayah udara nasional tanpa izin.
Kehadiran pesawat asing jenis C-130 Hercules itu berhasil terbaca atau terdeteksi oleh Radar Pertahanan Udara Komando Sektor Ibu Kota Negara (Kosek IKN). Bahkan, Pesawat asing itu tidak merespon panggilan komunikasi dari personel jaga Satuan Radar Pertahanan Udara Kosek IKN yang melakukan pemantauan.
Menindaklanjuti situasi tersebut, TNI Angkatan Udara langsung bergerak cepat mengerahkan empat pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melakukan intersepsi.
Dengan waktu singkat, jet tempur F-16 Fighting Falcon melakukan pengejaran dan bermanuver di udara meminta pesawat asing yang masuk wilayah udara Indonesia secara ilegal untuk mendarat. Hingga akhirnya pesawat asing jenis angkut militer C-130 Hercules tersebut berhasil dipaksa mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.
Untuk diketahui, insiden intersept dan penurunan pesawat asing jenis angkut militer itu bukanlah kejadian sesungguhnya. Aksi pengejaran pesawat asing itu adalah salah satu skenario dalam latihan Cakra A Tahun Anggaran 2025 yang digelar pada hari Selasa, 22 April 2025 kemarin.
Latihan Cakra A 2025 adalah latihan terpadu sistem pertahanan udara nasional yang diselenggarakan oleh Kosek IKN. Tujuannya untuk mendukung kesiapan operasi Pertahanan Udara Nasional (Ops Hanud) serta Operasi Penegakan Hukum di Wilayah Udara (Ops Gakkumpamwilud).
Meskipun aksi interseps dan penurunan paksa pesawat asing itu dilakukan dalam sesi latihan, para prajurit penjaga langit nusantara itu melakukan rangkaian dengan sungguh-sungguh dan disertai dengan perhitungan yang sangat matang. Sehingga, latihan tersebut diskenariokan dengan simulasi sesungguhnya dengan mempelajari segala ancaman serangan yang berpotensi terjadi di wilayah pertahanan udara nasional.
VIVA Militer: Prajurit TNI AU turunkan paksa pesawat asing dalam Latihan Cakra A
Komandan Kosek IKN, Marsma TNI Abdul Haris menjelaskan, bahwa kegiatan ini salah satu upaya TNI AU dalam menjaga kesiapan operasional sekaligus memperkuat koordinasi antarlembaga.
“Latihan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU dalam menegakkan hukum serta menjaga kedaulatan negara di udara. Keberhasilan penanganan pelanggaran wilayah udara tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, melainkan harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai pihak terkait,” kata Marsma TNI Abdul Haris dalam keterangan resmi VIVA Militer, Rabu, 23 April 2025.
Lebih jauh lagi, Komandan Kosek IKN menegaskan, bahwa latihan ini mencerminkan semangat TNI AU AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis) yang diinisiasi oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI M. Tonny Harjono, sekaligus menegaskan komitmen dalam menjaga wilayah udara Indonesia.
Simulasi force down melibatkan berbagai unsur terkait, termasuk 10 kementerian dan lembaga (K/L) yang memiliki kewenangan di bidang hukum, keamanan, diplomasi, dan penegakan kedaulatan udara.
Sejumlah pejabat utama Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) turut hadir dalam latihan tersebut, diantaranya adalah Kaskoopsudnas Marsda TNI Donald Kasenda, para pejabat Kosek IKN serta para pejabat Lanud Halim Perdanakusuma.
Negara NATO Siap Bangun Pangkalan Perang di Perbatasan Rusia
Jarak ke kota terdekat Rusia sekitar 599,4 kilometer.
VIVA.co.id
23 April 2025