Denpasar, VIVA – Prokalamator RI yang kerap dipanggil Bung Karno, adalah milik bangsa Indonesia. Tidak saja oleh kelompok atau bahkan partai politik tertentu.
Gubernur Bali Wayan Koster mengingatkan bahwa Presiden RI Ke-1 Ir Soekarno (Bung Karno) bukan hanya milik salah satu partai politik.
Hal ini ia katakan di Denpasar, Minggu, saat menutup gelaran Bulan Bung Karno Provinsi Bali sebagai pengingat bahwa sosok pahlawan kemerdekaan itu milik seluruh masyarakat Indonesia, sehingga ajarannya semestinya digaungkan.
“Bung Karno yang perlu kita pahami adalah bukan milik PDI Perjuangan, tapi milik Bangsa Indonesia karena ajaran-ajarannya tentang kebangsaan,” kata Koster, seperti dikutip dari Antara.
Gubernur asal Buleleng itu menyadari PDI Perjuangan, terutama Bali, rutin memperingati Bulan Bung Karno melalui sejumlah lomba dan kegiatan, namun Pemprov Bali juga melakukan.
Sejak 2019, ia mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno, dilakukan sejumlah kegiatan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan ala Bung Karno.
Peringatan ini menegaskan bahwa tidak hanya PDI Perjuangan yang menumbuhkan semangat tri sakti Bung Karno, melainkan juga jalur pemerintah.
“Jadi ini dilaksanakan melalui jalur pemerintah dan partai, karena Bung Karno mengajarkan pengetahuan dan pendidikan buat generasi penerus mengenai ideologi, ajaran-ajaran kebangsaan yang sangat penting, berwawasan jangka panjang,” ujar Wayan Koster.
Menurut dia, tri sakti Bung Karno selamanya diperlukan oleh Bangsa Indonesia, sehingga yang memperingatinya tidak hanya dari kelompok-kelompok tertentu.
Gubernur Bali mengingatkan bagaimana Presiden Soekarno memimpin pergerakan melawan penjajah sebelum kemerdekaan, hingga harus keluar masuk tahanan bersama tokoh-tokoh lainnya.
Ia juga mengingatkan nama Soekarno-Hatta selalu ada dalam naskah proklamasi yang dibacakan tiap 17 Agustus, sehingga semestinya tidak hanya meninggalkan nama.
“Jadi betapa pentingnya Soekarno bagi Indonesia, janganlah kita melupakan sejarah atau jas merah, tanpa Bung Karno dan pejuang lainnya kita tidak bisa begini, tidak bisa berdiri tegak, jadi sebagai Bangsa Indonesia apalagi Bali harus betul-betul mengingat spiritnya,” kata Koster.
Pada tahun ini, Pemprov Bali membuka lomba musikalisasi puisi, lomba film pendek, dan lomba film dokumenter sebagai refleksi dari perayaan terhadap Bung Karno.
Gubernur Bali melihat jumlah lomba ini sejatinya masih kurang untuk menumbuhkan semangat generasi muda, sehingga meminta Badan Kesbangpol Bali sebagai pelaksana membuat acara lebih besar tahun selanjutnya.
“Pemprov Bali konsisten menyelenggarakan Bulan Bung Karno dan tadi pemenang lombanya lumayan hadiahnya juara satu Rp15 juta, tahun depan lebih meriah lagi mungkin sekarang karena hemat anggaran ya, tahun depan harus lebih bagus meriah dan hadiahnya dinaikkan,” ujarnya sekaligus menyarankan hadiah lomba dimanfaatkan untuk kebutuhan perkuliahan atau mendukung UMKM lokal. (Ant)
Halaman Selanjutnya
Gubernur Bali mengingatkan bagaimana Presiden Soekarno memimpin pergerakan melawan penjajah sebelum kemerdekaan, hingga harus keluar masuk tahanan bersama tokoh-tokoh lainnya.