Hamas Tolak Wacana Trump Bentuk 'Freedom Zone': Gaza Tidak untuk Dijual!

6 hours ago 1

Jumat, 16 Mei 2025 - 16:57 WIB

Gaza, VIVA – Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa Jalur Gaza adalah milik sah dan eksklusif rakyat Palestina dan "bukan bangunan yang dijual di pasar real estate".

Dalam sebuah pernyataan pers, pejabat Hamas Basem Naim mengatakan bahwa warga Palestina tetap berkomitmen kuat terhadap tanah mereka, dan siap untuk melakukan semua pengorbanan yang diperlukan untuk mempertahankannya.

Penegasan itu merespons pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis di Doha, Qatar, dalam lawatannya ke Timur Tengah, bahwa ia ingin Amerika Serikat "mengambil alih" Gaza dan mengubahnya menjadi "zona kebebasan."

"Gaza adalah bagian tak terpisahkan dari tanah Palestina -- ini bukan real estate yang dijual di pasar terbuka. Kami tetap berkomitmen teguh pada tanah kami dan tujuan nasional kami, dan kami siap berkorban untuk melestarikan tanah air kami dan mengamankan masa depan rakyat kami," kata Naim dalam sebuah pernyataan dilansir Xinhua, Jumat, 16 Mei 2025.

Menurut Naim, rencana Trump itu tidak dapat diwujudkan selama "perang di Gaza terus berlanjut." Ia menekankan bahwa warga Palestina, seperti negara-negara lain, berhak untuk hidup dalam kebebasan, martabat, dan kemerdekaan.

Presiden A Donald Trump berbicara di Lusail Palace, Doha, Qatar

Photo :

  • AP Photo/Alex Brandon

Naim mencatat bahwa Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan semua pihak, termasuk pemerintah AS, untuk mengakhiri permusuhan dan meluncurkan proses politik yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka.

Ia menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah lama menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan Palestina mana pun yang disepakati dengan segera, bahkan sebelum perang berakhir.

Ia menegaskan kembali bahwa hanya rakyat Palestina yang memiliki hak eksklusif untuk memilih kepemimpinan dan arah politik mereka melalui pemilihan umum yang bebas dan adil, sebuah tuntutan yang telah berulang kali ditegaskan oleh gerakan Hamas.

Naim juga membahas masalah sandera Israel, dengan menyatakan bahwa Hamas telah memberi tahu semua pihak terkait tentang kesiapannya untuk menegosiasikan pembebasan semua sandera dengan imbalan penghentian total permusuhan dan penarikan pasukan Israel.

Ia menuduh pemerintah Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menolak usulan ini dan malah bersikeras melanjutkan operasi militer sambil berusaha membebaskan para tawanan secara sepihak.

"Tidak akan ada negosiasi yang berarti sementara Gaza sedang kelaparan dan dibom," kata Naim, menekankan bahwa syarat minimum untuk setiap pembicaraan yang konstruktif adalah pembukaan penyeberangan dan masuknya bantuan kemanusiaan segera -- sebuah langkah yang menurutnya dapat ditegakkan oleh pemerintah AS.

"Makanan, air, dan obat-obatan adalah hak asasi, bukan subjek untuk dinegosiasikan," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengusulkan untuk mengambil alih Jalur Gaza yang tengah dikepung dan diubah menjadi apa yang ia sebut sebagai “zona kebebasan” di bawah kendali AS.  

"Gaza telah menjadi wilayah kematian dan kehancuran selama bertahun-tahun," kata Trump kepada wartawandi Qatar, Kamis, 16 Mei 2025,  sebelum melanjutkan kunjungan ke Uni Emirat Arab, yang menjadi tujuan terakhir dalam tur Teluk-nya.

"Saya punya konsep untuk Gaza yang menurut saya sangat bagus — jadikan itu zona kebebasan. Biarkan Amerika Serikat terlibat dan jadikan itu zona kebebasan." 

Trump menggambarkan gambaran udara dari kerusakan yang meluas akibat serangan udara Israel di Gaza. Dan, kehancuran itu kata Trump, selalu berulang setiap waktu – masalah Gaza tidak pernah selesai.

Halaman Selanjutnya

Ia menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah lama menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan Palestina mana pun yang disepakati dengan segera, bahkan sebelum perang berakhir.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |