VIVA – Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tentu menjadi pukulan berat, baik secara emosional maupun finansial. Salah satu hal yang perlu segera Anda pikirkan setelah PHK adalah bagaimana mengelola uang pesangon dengan bijak.
Pesangon memang menjadi hak pekerja sebagai bentuk kompensasi atas hilangnya pekerjaan, namun jika tidak dikelola dengan tepat, dana tersebut bisa cepat habis bahkan sebelum Anda mendapatkan pekerjaan baru.
Banyak orang tergoda untuk langsung menggunakan pesangon untuk membayar utang, membeli barang impian, atau liburan sebagai pelarian stres. Padahal, pesangon seharusnya digunakan secara hati-hati sebagai “bantalan finansial” selama masa transisi.
Merangkum pada Jumat, 16 Mei 2025, berikut ini beberapa tips penting untuk membantu Anda mengelola pesangon pasca PHK.
1. Buat Anggaran Prioritas
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menyusun anggaran pengeluaran secara rinci. Catat kebutuhan pokok seperti makanan, listrik, air, transportasi, cicilan rumah atau kendaraan, serta biaya sekolah anak jika ada. Fokus pada pengeluaran yang benar-benar esensial dan tunda sementara pengeluaran konsumtif.
2. Sisihkan Dana Darurat
Meski Anda sedang tidak memiliki penghasilan tetap, menyisihkan sebagian pesangon sebagai dana darurat tetap penting. Idealnya, Anda memiliki dana darurat setara 3 hingga 6 bulan biaya hidup. Ini berguna jika Anda tidak segera mendapatkan pekerjaan baru, atau menghadapi kondisi mendesak seperti sakit atau kebutuhan rumah tangga lainnya.
3. Hindari Langsung Melunasi Semua Utang
Banyak orang berpikir membayar semua utang sekaligus adalah keputusan terbaik, padahal belum tentu. Jika cicilan masih bisa ditoleransi dan bunganya tidak tinggi, lebih baik fokus pada kebutuhan pokok dulu. Prioritaskan utang yang memiliki bunga tinggi atau tenggat waktu pendek agar tidak menjadi beban lebih berat.
4. Jangan Tergesa Berinvestasi
Anda mungkin tergoda untuk menginvestasikan pesangon dalam usaha atau instrumen keuangan tertentu. Namun, lakukan ini hanya jika Anda benar-benar paham risikonya. Hindari investasi bodong atau bisnis spekulatif yang menjanjikan keuntungan cepat. Lakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan.
5. Pertimbangkan Pekerjaan Sementara
Jika belum ada pekerjaan tetap yang sesuai, tidak ada salahnya mempertimbangkan pekerjaan sementara atau freelance untuk membantu menutupi kebutuhan. Pendapatan tambahan ini bisa membantu memperpanjang usia dana pesangon Anda. Banyak platform digital kini menyediakan lowongan kerja lepas yang fleksibel.
6. Evaluasi Gaya Hidup
Setelah PHK, penting untuk menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi keuangan baru. Kurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting seperti langganan layanan streaming, makan di luar, atau belanja online. Perubahan kecil ini bisa memberikan dampak besar dalam menjaga kestabilan finansial Anda.
7. Konsultasi dengan Ahli Keuangan
Jika Anda merasa kesulitan mengatur pesangon atau bingung menentukan prioritas, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan perencana keuangan. Mereka bisa membantu Anda menyusun strategi yang realistis dan sesuai kondisi. Konsultasi ini bisa menjadi investasi awal untuk keberlangsungan keuangan Anda.
Pesangon setelah PHK adalah kesempatan kedua untuk mengatur ulang keuangan Anda. Jangan tergoda untuk langsung menghabiskannya tanpa rencana.
Dengan pengelolaan yang tepat, Anda bisa tetap tenang secara finansial sambil mempersiapkan langkah selanjutnya dalam karier. Ingat, masa sulit ini bisa dilewati dengan strategi yang bijak dan disiplin keuangan yang kuat.
Halaman Selanjutnya
Meski Anda sedang tidak memiliki penghasilan tetap, menyisihkan sebagian pesangon sebagai dana darurat tetap penting. Idealnya, Anda memiliki dana darurat setara 3 hingga 6 bulan biaya hidup. Ini berguna jika Anda tidak segera mendapatkan pekerjaan baru, atau menghadapi kondisi mendesak seperti sakit atau kebutuhan rumah tangga lainnya.