Hasil Penelitian: Ngomong Kasar saat Olahraga Bikin Performa Lebih Kuat, Ternyata Ini Alasannya!

2 hours ago 1

Selasa, 22 April 2025 - 20:03 WIB

VIVA – Ketika tubuh dipaksa bekerja keras saat olahraga, banyak orang tak sadar mengeluarkan kata-kata kasar sebagai bentuk pelampiasan rasa lelah atau nyeri.

Menariknya, kebiasaan ini ternyata bukan sekadar ekspresi emosional semata. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa berkata kasar saat berolahraga justru bisa memberikan efek positif terhadap performa fisik seseorang.

Bicara Kasar saat Olahraga Meningkatkan Performa

Ilustrasi angkat beban

Photo :

  • VIVA/Sherly (Tangerang)

Pada tahun 2024, sebuah tinjauan ilmiah berjudul “Effect of Swearing on Physical Performance: A Mini-Review” oleh Nicholas B. Washmuth, Richard Stephens, dan Christopher G. Ballmann mengungkap fakta menarik. Mereka menyebut bahwa berkata kasar saat melakukan latihan fisik, seperti push-up, plank, hingga latihan kekuatan genggaman (grip strength), dapat meningkatkan performa secara signifikan.

Dalam studi ini, mayoritas peserta memilih kata "fuck" sebagai umpatan yang mereka ulangi setiap lima detik selama melakukan aktivitas fisik. Hasilnya mengejutkan, grip strength meningkat hingga 9%, daya tahan duduk di dinding meningkat 22%, jumlah push-up bertambah 15%, dan waktu plank bertambah 12%.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa kata-kata kasar memiliki efek ergogenik, yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja fisik dalam waktu singkat dan intens.

Para peneliti menduga efek ini berkaitan dengan aktivasi sistem saraf simpatis yang memicu respons “fight or flight”, penurunan rasa sakit (hypoalgesia), dan pelepasan kendali diri sementara (disinhibition). Artinya, dengan mengumpat, seseorang dapat merasa lebih kuat, lebih tahan terhadap rasa sakit, dan lebih bebas dalam mengekspresikan energi mereka.

Batasan dan Implikasi Bicara Kasar saat Olahraga

ilustrasi Plank

Photo :

  • freepik.com/shurkin_son

Meski hasilnya menjanjikan, penelitian tersebut dilakukan dalam lingkungan laboratorium yang terkontrol. Belum ada bukti kuat bahwa efek serupa bisa dirasakan dalam situasi olahraga yang lebih realistis, seperti di gym, kelas kebugaran, atau arena pertandingan.

Selain itu, kata-kata kasar masih dianggap tabu di banyak tempat, sehingga penggunaannya bisa menimbulkan masalah etika dan sosial.

Ke depan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat bagaimana variasi kata kasar, intensitas penggunaannya, hingga metode penyampaiannya (dilafalkan keras, dalam hati, atau hanya dibaca) memengaruhi performa. Juga perlu dikaji apakah efek ini bertahan lama atau justru menurun karena terbiasa (habituasi).

Meski belum bisa diterapkan secara luas, hasil ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana psikologi dan ekspresi verbal dapat menjadi bagian dari strategi peningkatan performa olahraga.

Jika digunakan secara bijak dan sesuai konteks, berkata kasar mungkin bisa menjadi rahasia kecil untuk latihan yang lebih maksimal.

Halaman Selanjutnya

Batasan dan Implikasi Bicara Kasar saat Olahraga

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |