VIVA – Serangkaian kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla dengan fitur Full Self-Driving (FSD) kembali menjadi sorotan publik. Beberapa insiden dilaporkan terjadi di berbagai negara bagian Amerika Serikat, termasuk di Maryland dan California.
Badan Keselamatan Lalu Lintas Amerika Serikat, NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration), telah membuka penyelidikan besar terhadap sistem Full-Self Driving (FSD) milik Tesla. Penyelidikan ini mencakup sekitar 2,88 juta kendaraan Tesla yang dilengkapi dengan fitur FSD.
Sistem Autopilot mobil Tesla menyerah saat terjebak macet.
Kendati Tesla memasarkan FSD sebagai sistem yang mampu “menyetir sendiri”, namun sejatinya sistem ini berada di level semi-otonom (Level 2). Artinya, pengemudi tetap harus selalu waspada dan siap mengambil alih kendali saat diperlukan. NHTSA menekankan bahwa tanggung jawab penuh tetap berada pada pengemudi sepanjang waktu.
Penyelidikan ini bertumpu pada laporan-laporan bahwa mobil Tesla yang menggunakan FSD terkadang melakukan pelanggaran lalu lintas serius, seperti menerobos lampu merah atau melaju ke jalur lawan arus. NHTSA akan khusus memeriksa frekuensi kejadian seperti:
1. Mobil FSD menyeberang lampu merah atau tidak berhenti penuh ketika lampu berubah menjadi merah.
2. Kendaraan “masuk” ke jalur lawan arus, termasuk saat melakukan tikungan atau setelah belokan, meskipun terdapat tanda larangan.
3. Respons sistem terhadap persimpangan, marka jalan, dan rambu-rambu lalu lintas lainnya.
4. Cara sistem FSD memperingatkan pengemudi dan memberi waktu yang cukup untuk intervensi saat perilaku tak terduga terjadi.
Lebih dari 50 laporan telah diterima terkait potensi pelanggaran tersebut, termasuk 11 laporan terkait kendaraan yang melaju lurus pada lajur belok dan masuk ke rute yang salah. Dari semua kejadian itu, tercatat 14 kecelakaan atau kebakaran, serta 23 orang luka-luka. Untungnya, belum ada laporan kematian yang disebabkan langsung oleh sistem ini.
Salah satu titik penyelidikan yang spesifik adalah sebuah persimpangan di Joppa, Maryland, di mana beberapa insiden serupa terjadi berulang kali. NHTSA bekerja sama dengan otoritas setempat dan kepolisian negara bagian untuk menelusuri apakah sistem Tesla melakukan kesalahan desain atau implementasi di lokasi tersebut.
Penyelidikan dari NHTSA ini bisa berdampak jangka panjang terhadap reputasi Tesla dan masa depan sistem pengemudian otomatis. Jika ditemukan bahwa desain FSD gagal menjamin keselamatan pengguna, Tesla mungkin diharuskan menarik pembaruan software secara luas, memasang pembatas fungsi, atau menghadapi sanksi regulasi.
Kupas Tuntas Mobil Listrik Aletra L8 EV, Mulai dari Fitur hingga Performa
Aletra L8 EV hadir sebagai MPV listrik modern dengan desain elegan, fitur canggih, jarak tempuh hingga 540 km, serta kenyamanan dan keamanan tinggi untuk keluarga.
VIVA.co.id
10 Oktober 2025