Hilirisasi Tambang Pangkas Ketergantungan Ekspor hingga Buka Lapangan Pekerjaan

1 day ago 3

Kamis, 20 Februari 2025 - 20:29 WIB

Jakarta, VIVA – Hilirisasi mineral batu bara Indonesia dinilai menjadi salah satu program pemerintah yang berdampak signifikan dalam penguatan kedaulatan ekonomi nasional. Sebab memangkas ekspor barang mentah dan memproduksinya menjadi barang bernilai tambah.

Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menyampaikan, saat ini Pemerintah sudah memiliki desain penguatan kinerja ekonomi dengan menggenjot hilirisasi. Yang mana, program ini disematkan secara langsung kepada Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID.

“Hilirisasi yang masif akan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional, terutama dengan adanya pengolahan lebih lanjut di dalam negeri. Ini akan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah mineral yang selama ini menjadi fokus utama," ujar Toto dikutip dari keterangannya, Kamis, 20 Februari 2025.

Dia berpendapat, pelaksanaan hilirisasi yang masif akan berhasil meningkatkan nilai tambah dari sumber daya mineral dalam negeri. sekaligus berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap ekspor bahan mentah.

MIND ID dan CATL kerja sama kembangkan inovasi grafit sintetis dari batu bara [dok. Humas MIND ID]

Photo :

  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Toto melanjutkan, program hilirisasi ini juga memberikan dampak positif dalam penyerapan tenaga kerja di daerah. Dengan pembangunan fasilitas pengolahan serta infrastruktur pendukung, jumlah lapangan pekerjaan baru dapat meningkat dan memberi dorongan pertumbuhan kinerja ekonomi yang signifikan di daerah.

“Dorongan penyerapan tenaga kerja ini khususnya terjadi di daerah-daerah yang menjadi pusat industri hilirisasi, dan dampaknya diharapkan pada perekonomian nasional bisa bertumbuh lebih tinggi,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Toto pun berharap pemerintah memperhatikan cadangan bahan baku dari mineral batu bara Indonesia demi keberlanjutan program hilirisasi jangka panjang.

Di samping itu, pemerintah juga harus mampu memastikan penyerapan produk hilirisasi mineral batu bara agar dapat diolah lebih lanjut pada sektor industri manufaktur, guna memastikan peningkatan nilai tambahnya dapat tercapai hingga produk konsumer akhir.

"Hilirisasi memiliki aspek kritikal, baik di hulu maupun di hilir. Di hulu, kita harus memastikan bahwa pasokan bahan baku untuk proses hilirisasi terjamin, sehingga prosesnya tidak terganggu. Di hilir, kita harus memastikan produk hasil hilirisasi dapat sampai ke tangan konsumen akhir dengan baik," jelasnya.

Aluminium yang diproduksi MIND ID [dok. Humas MIND ID]

Photo :

  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Adapun, MIND ID bersama anggota holding, seperti PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Timah Tbk, hingga PT Vale Indonesia Tbk, MIND ID terus berkomitmen menjalankan fungsinya sebagai penggerak hilirisasi mineral pertambangan di Indonesia.

Pada tahun 2024, beberapa proyek strategis telah berhasil direalisasikan, di antaranya injeksi perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang menjadi penghubung bagi hilirisasi aluminium dari hulu hingga hilir di Indonesia. 

Selain itu, MIND ID melalui PT Freeport Indonesia telah merealisasikan pembangunan smelter tembaga di Gresik, yang merupakan salah satu smelter single line terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun.

Halaman Selanjutnya

Di samping itu, pemerintah juga harus mampu memastikan penyerapan produk hilirisasi mineral batu bara agar dapat diolah lebih lanjut pada sektor industri manufaktur, guna memastikan peningkatan nilai tambahnya dapat tercapai hingga produk konsumer akhir.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |