Jakarta, VIVA – Mantan Kepala Kantor Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi kembali menjadi sorotan publik setelah akun Instagram pribadinya dibanjiri komentar keras warganet. Serangan tersebut datang usai dirinya menyinggung gaya komunikasi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dinilai terlalu sering menyindir pejabat lain secara terbuka.
Dalam unggahannya, Hasan membagikan tangkap layar DM yang masuk ke Instagram pribadinya. Tampak beberapa netizen meminta Hasan berhenti mengomentari gaya komunikasi dan kinerja Menkeu Purbaya.
Merespons hal tersebut Hasan menulis caption bernada sindiran tajam mengenai sikap pejabat publik yang terlalu mencari panggung alih-alih berpegang pada kebenaran objektif.
“Pejabat publik itu harus berpijak pada kebenaran obyektif. Kebenaran yang bisa disanggah, tapi lewat adu argumentasi. Celaka besar kalau berpijak pada kebenaran versi tepuk tangan. Apalagi tepuk tangan dari orang-orang yang ingin melihat pemerintahan lemah dan penuh keributan,” tulis Hasan, dikutip Selasa, 28 Oktober 2025.
“Mabok alkohol masih mungkin untuk dicarikan penawarnya sehingga bisa segera sadar. Tapi mabok tepuk tangan itu sulit dicarikan obatnya. Makin lama makin tak terobati,” lanjutnya.
Lebih jauh, Hasan juga menyinggung fenomena pejabat yang kehilangan arah berpikir akibat popularitas semu.
“Beberapa nalar yang terombang-ambing di antara hayalan dan kenyataan. Pernyataan-pernyataan yang bercerai dan terlepas dari logika. Seperti suara nyanyian yang sudah beda alam dengan musik yang mengiringinya,” pungkasnya.
Sebelumnya, melalui kanal YouTube pribadinya pada Minggu, 26 Oktober 2025, Hasan mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang dianggap terlalu sering menegur pejabat lain secara terbuka. Menurutnya, pola komunikasi seperti itu dapat memunculkan kesan pemerintah tidak solid.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” kata Hasan.
Ia juga menilai perbedaan pandangan antarpejabat sebaiknya diselesaikan secara tertutup agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin melihat perpecahan di tubuh pemerintah.
“Kalau mau saling debat, marah-marah, tunjuk-tunjukan, lakukan di ruang tertutup. Kalau di ruang terbuka, kita justru meng-entertain orang yang tidak suka dengan pemerintah,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Hasan menegaskan, soliditas dan konsolidasi kekuasaan merupakan hal penting bagi stabilitas pemerintahan. Ia mengingatkan, pertengkaran terbuka di ruang publik justru berisiko menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

4 weeks ago
9









