Jangan Salah Langkah, Ini Prinsip 'Investasi Halal' yang Wajib Dipahami Umat Muslim

3 hours ago 3

Selasa, 7 Oktober 2025 - 22:30 WIB

Jakarta, VIVA – Investasi menjadi salah satu instrumen penting dalam pengelolaan keuangan modern. Banyak individu maupun lembaga yang menekankan pentingnya menanam modal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan keuntungan jangka panjang. 

Namun, bagi umat Muslim, melakukan investasi tidak hanya menuntut kecermatan secara finansial, tetapi juga kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah agar setiap aktivitas ekonomi tetap halal dan membawa keberkahan.

Selain itu, memahami hukum investasi dalam Islam membantu Anda membuat keputusan yang tepat, menghindari praktik-praktik yang dilarang, dan memastikan keuntungan yang diperoleh sejalan dengan ajaran agama. 

Dengan panduan yang tepat, investasi bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga bentuk ibadah dan tanggung jawab sosial yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Hukum dan Prinsip Investasi dalam Islam

Ilustrasi investasi kripto.

Photo :

  • freepik.com/freepik

Melansir dari Corporate Finance Institute, berikut adalah prinsip-prinsip utama yang harus Anda pahami sebelum memulai investasi menurut perspektif syariah Islam:

1. Larangan Riba (Bunga)

Dalam Islam, riba atau bunga dianggap sebagai praktik yang tidak adil dan dapat merugikan pihak lain. Segala bentuk transaksi yang melibatkan bunga, baik sebagai pemberi pinjaman maupun penerima pinjaman, tidak diperbolehkan. Prinsip ini memastikan keadilan dalam setiap transaksi keuangan dan mencegah eksploitasi.

2. Menghindari Investasi pada Bisnis Haram

Investasi pada bisnis yang dilarang dalam Islam, seperti alkohol, perjudian, atau produk haram lainnya, tidak diperkenankan. Anda harus memastikan bahwa investasi yang dilakukan tidak mendukung industri atau aktivitas yang bertentangan dengan syariat.

3. Menghindari Spekulasi atau Maisir

Spekulasi yang bergantung pada untung-untungan tanpa dasar yang jelas dilarang dalam Islam. Investasi harus didasarkan pada analisis rasional dan pertimbangan matang, bukan hanya keberuntungan atau perjudian finansial.

4. Menghindari Ketidakpastian (Gharar)

Transaksi yang mengandung ketidakpastian atau gharar, seperti kontrak yang tidak jelas atau ambigu, tidak diperbolehkan. Setiap investasi harus transparan, dengan hak dan kewajiban yang jelas bagi semua pihak.

5. Keuntungan Berdasarkan Usaha Nyata

Dalam Islam, keuntungan harus diperoleh melalui usaha nyata dan produktif. Investasi harus mendukung kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak hanya mengejar keuntungan pribadi semata.

Halaman Selanjutnya

6. Pembagian Keuntungan dan Kerugian yang Adil

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |