Kadin Dukung Pemerintah Percepat Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

4 hours ago 2

Kamis, 6 Maret 2025 - 23:35 WIB

Jakarta, VIVA – Tren investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terus meningkat secara global. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bersama Pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan peluang ini untuk mendorong dekarbonisasi industri dengan memperkuat infrastruktur dan menarik investasi energi baru dan terbarukan (EBT).

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, mengapresiasi langkah pemerintah yang memprioritaskan sektor EBT dalam investasi. Ia juga menyinggung pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa nuklir adalah salah satu energi terbarukan yang paling bersih, dengan manfaat bagi sektor kesehatan, pertanian, dan sumber energi lainnya.

"Presiden menyebutkan energi terbarukan, energi hijau berkali-kali. Beliau secara khusus menyebutkan tambahan dana segar," kata Aryo dalam acara Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 di Hotel St.Regis Jakarta, pekan lalu.

VIVA Militer: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kurchatov

Aryo menambahkan bahwa sebagian besar dana investasi akan dialokasikan ke sektor energi hijau dan industri terkait, seperti mineral yang mendukung pengembangan energi bersih. Hal ini sejalan dengan rencana kerja Kadin Indonesia 2024-2029 yang berfokus pada pengembangan energi baru dan konservasi energi.

Menurut laporan International Energy Agency (IEA) yang dikutip oleh Pusat Data Kadin Indonesia, investasi nuklir diperkirakan terus meningkat. Dalam skenario konservatif (STEPS), investasi tahunan akan naik dari USD 65 miliar menjadi USD 70 miliar pada 2030, dengan kapasitas reaktor meningkat hingga 650 GW pada 2050.

Dalam skenario yang lebih ambisius (APS), dengan dukungan kebijakan yang kuat, investasi nuklir dapat mencapai USD 120 miliar per tahun pada 2030, dengan kapasitas lebih dari dua kali lipat pada 2050. Sedangkan dalam skenario Net Zero Emissions, investasi diproyeksikan mencapai USD 150 miliar per tahun, dengan kapasitas 1000 GW pada 2050.

Saat ini, lebih dari 410 reaktor nuklir beroperasi di 30 negara dan menyumbang 9% pasokan listrik global. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 420 reaktor pada 2025. Negara-negara berkembang juga berlomba membangun PLTN sebagai sumber energi alternatif, dengan banyak yang mengadopsi teknologi dari China dan Rusia.

Nuklir merupakan sumber energi rendah emisi terbesar kedua setelah tenaga air, dengan efisiensi produksi listrik 20% lebih tinggi dari angin dan 70% lebih tinggi dari panel surya. PLTN juga dapat menyediakan panas industri dan mendukung desalinasi air laut. Sejak 1971, energi nuklir telah mengurangi 72 gigaton emisi karbon dioksida dari pembangkit berbahan bakar fosil.

Kadin Indonesia memiliki program prioritas "Indonesia Hijau" pada 2025, yang bertujuan menarik investasi dalam proyek-proyek EBT. Program ini juga berfokus pada pemberian insentif bagi investor yang tertarik mengembangkan energi hijau di Indonesia.

Sejauh ini, tiga negara telah menawarkan proposal pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Rusia, dan China. Perusahaan yang terlibat meliputi Westinghouse Electric Corporation dari AS, China National Nuclear Corporation (CNNC) dari China, serta Rosatom dari Rusia. Proposal dari ketiga negara masih dalam tahap negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai kesepakatan terbaik.

Halaman Selanjutnya

Saat ini, lebih dari 410 reaktor nuklir beroperasi di 30 negara dan menyumbang 9% pasokan listrik global. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 420 reaktor pada 2025. Negara-negara berkembang juga berlomba membangun PLTN sebagai sumber energi alternatif, dengan banyak yang mengadopsi teknologi dari China dan Rusia.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |