Kejinya Israel, 600 Ribu Anak Palestina Terancam Cacat gegara Tak Dapat Vaksin

6 hours ago 5

Selasa, 8 April 2025 - 00:02 WIB

Gaza, VIVA - Militer Israel terus menggempur Gaza yang menambah derita rakyat Palestina di saat momen Idul Fitri. Korban serangan brutal zionis Israel yang belum berhenti menambah jumlah korban dari rakyat Palestina.

Relawan Mer-C, Marissa Noriti yang berada di Gaza, Palestina melaporkan gempuran Israel membuat petugas medis Rumah Sakit (RS) Indonesia berjibaku menangani rakyat Palestina yang jadi korban. Menurut dia, saat serangan Israel pada Senin kemarin, menelan korban jiwa rakyat Palestina di daerah Jabalia dan Salahuddin Street.

"Total korban di Salahuddin Street ada 4 orang terbunuh dan daerah Jabalia ada 2 orang terbunuh. Di bawa ke RS Indonesia," kata Marissa dalam laporannya di Kabar Pagi tvOne dikutip VIVA pada Senin malam, 7 April 2025.

Marissa menyampaikan dari pantauan pihaknya, saat ini terjadi pergerakan populasi rakyat Palestina ke sejumlah titik yang dianggap lebih 'aman' dari gempuran Israel.

"Menurut pengamatan kami bahwa saat ini terjadi pergerakan populasi ke beberapa titik tertentu di Gaza yang dianggap cukup aman bagi warga Gaza," jelas Marissa.

Dia bilang salah satu titik yang didatangi rakyat Palestina berada di Al Mawasi, Khan Younis. "Salah satunya di area Al Mawasi, Khan Younis di sekitar klinik lapangan yang didukung Mer-C Indonesia," lanjut Marissa.

VIVA Militer: Anak korban sipil Palestina yang tewas dibunuh tentara Israel.

Pun, dia menambahkan adanya pergerakan populasi rakyat Palestina yang meningkat  dapat dilihat dari jumlah pasien. Ia bilang sebelum adanya kesepakatan gencatan senjata atau ceasefire di Gaza, jumlah pasien di klinik terdapat sekitar lebih 500-700 pasien per hari. 

"Dan, selama ceasefire menurun, ada pergerakan populasi ke daerah utara, dan daerah Rafa sekitarnya. Selama ceasefire, klinik ini hanya menangani 300 pasien saja," ujarnya.

Namun, sejak Israel melanggar gencatan senjata dan kembali menggempur Gaza, jumlah pasien melonjak.

"Sejak penyerangan Israel, pada tanggal 18 Maret yang menandakan dimulainya perang kembali. Klinik telah menerima perharinya kurang lebih hingga 900 pasien tiap harinya," tuturnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan informasi dari Kementerian Kesehatan Palestina bahwa selama perang di Gaza, 52 anak di Gaza meninggal karena kasus malnutrisi.

Marissa juga menyertakan data dari Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) soal sekitar 100 anak di Gaza tewas atau terluka setiap hari imbas kekejian Israel.

Kemudian, ia menyinggung kelakuan Israel yang melakukan blokade termasuk sejak awal Ramadan. Blokade Israel itu membuat kondisi di Gaza makin memburuk.

Kondisi itu antara lain anak-anak Palestina yang tak mendapat vaksin polio. "Dengan di antaranya yang terdampak saat ini bagi kesehatan anak-anak di Gaza yaitu tidak diizinkan vaksin polio masuk ke Gaza," ujar Marissa.

Menurut dia, semestinya anak-anak Palestina dijadwalkan menerima vaksin polio di awal April ini.

"Dan, seharusnya di awal April ini dijadwalkan vaksinasi polio tahap tiga untuk anak-anak di Gaza," kata Marissa. 

"Dan, dengan tidak terlaksananya vaksinasi ini mengakibatkan 600-an ribu anak-anak di Gaza terancam menderita lumpuh atau cacat," sebutnya.

Halaman Selanjutnya

Pun, dia menambahkan adanya pergerakan populasi rakyat Palestina yang meningkat  dapat dilihat dari jumlah pasien. Ia bilang sebelum adanya kesepakatan gencatan senjata atau ceasefire di Gaza, jumlah pasien di klinik terdapat sekitar lebih 500-700 pasien per hari. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |