Korban Dokter PPDS Unpad Perkosa Pasien dengan Cara Bius Bertambah jadi 3 Orang

1 week ago 6

Kamis, 10 April 2025 - 13:45 WIB

Bandung, VIVA – Kasus pemerkosaan yang dilakukan dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Padjadjaran (Unpad) berinisial PAP (31) terus menyeruak. 

Setelah sebelumnya satu korban melapor, kini jumlah korban bertambah menjadi tiga orang. Hal ini diungkap langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan. Ia mengatakan tambahan dua korban baru didapat dari laporan masyarakat melalui hotline yang dibuka polisi.

“Ada dua korban (baru), melalui hotline. Dua korban ini bersangkutan (adalah) pasien, peristiwa berbeda dengan yang kami tangani,” ujar Kombes Pol Surawan, Rabu, 9 April 2025 dikutip tvOne.

Dugaan sementara, pelaku menggunakan modus yang serupa dalam setiap aksinya, yakni dengan dalih mengambil sampel darah atau DNA, lalu membius korban hingga tak sadarkan diri sebelum melakukan pemerkosaan.

Tampang Dokter PPDS Unpad yang Perkosa Keluarga Pasien di Gedung RSHS Bandung

“Rata-rata modusnya sampai dalih (yaitu) mengambil sampel darah, DNA, dan dibius (untuk melakukan) pemerkosaan pada korban,” jelas Surawan.

Pemeriksaan sementara juga mengungkap indikasi kelainan perilaku seksual pada diri pelaku. Temuan ini menguat setelah PAP menjalani sejumlah pemeriksaan awal.

“Dari pemeriksaan beberapa hari ini memang kecenderungan pelaku ini mengalami sedikit kelainan dari segi seksual ya,” tutur Surawan.

Untuk memperdalam penyelidikan, polisi akan melibatkan ahli psikologi forensik dalam proses pemeriksaan lanjutan. Sejauh ini, psikolog juga telah menyatakan bahwa pelaku menunjukkan indikasi kelainan perilaku seksual.

Selain itu, pelaku juga menjalani pemeriksaan dari psikologi forensik dan ahli psikologi.

“Psikolog sendiri juga sudah menyatakan bahwa memang pelaku ini memiliki kelainan perilaku seksual,” tambahnya.

Kronologi Pemerkosaan di Gedung RSHS Bandung

Kasus ini pertama kali terungkap dari laporan korban yang mengalami pemerkosaan saat menjaga ayahnya yang tengah kritis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, insiden terjadi pada 18 Maret 2025 di ruang nomor 711 Gedung MCHC RSHS sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, pelaku meminta korban melakukan transfusi darah sendirian dan berganti pakaian dengan baju operasi.

"Peristiwa ini terjadi pada 18 Maret 2025. Pelaku meminta korban menjalani transfusi darah tanpa didampingi keluarga di Gedung MCHC RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) Bandung. Di ruang nomor 711, sekitar pukul 01.00 WIB, korban diminta berganti pakaian dengan baju operasi dan melepas seluruh pakaian," kata Kombes Hendra.

Pelaku menyuntikkan cairan bius lewat selang infus hingga korban kehilangan kesadaran. Bahkan, jarum infus ditusukkan hingga 15 kali ke tangan korban. Setelah sadar sekitar pukul 04.00 WIB, korban merasakan perih saat buang air kecil.

"Setelah sadar sekitar pukul 04.00 WIB, korban diminta berganti pakaian dan diantar ke lantai bawah. Saat buang air kecil, korban merasakan perih di bagian tubuhnya yang terkena air," lanjutnya.

Hasil penyelidikan menemukan sisa sperma dan alat kontrasepsi yang digunakan pelaku. Semua sampel kini telah diamankan untuk uji DNA.

"Akan diuji lewat DNA, kan kita harus uji. Dari yang ada di kemaluan korban, kemudian keseluruhan uji DNA pelaku dan juga yang ada di kontrasepsi itu, sesuai DNA sperma pelaku," jelas Hendra.

PAP akhirnya ditangkap polisi pada 23 Maret 2025 di sebuah apartemen di Kota Bandung, lima hari setelah kejadian.

Halaman Selanjutnya

“Dari pemeriksaan beberapa hari ini memang kecenderungan pelaku ini mengalami sedikit kelainan dari segi seksual ya,” tutur Surawan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |