Barcelona, VIVA – Pemadaman listrik besar-besaran melumpuhkan hampir seluruh Spanyol dan Portugal pada Senin, 28 April 2025, dan membuat jutaan orang terputus dari telekomunikasi, internet, hingga akses uang tunai dari ATM.
Ribuan penumpang kereta api juga terlantar, dan layanan transportasi umum di dua negara itu nyaris berhenti total.
Ilustrasi Listrik
Photo :
- pexels.com/Pixabay
Keruntuhan jaringan listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya ini mendorong pemerintah untuk segera mencari tahu penyebabnya.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menyampaikan dalam pidatonya bahwa hampir 11 jam setelah listrik padam, para ahli pemerintah masih berusaha menemukan jawabannya.
“Kami tidak pernah mengalami keruntuhan sistem secara total,” kata Sánchez, dikutip dari AP, Selasa 29 April 2025.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada pukul 12.33 siang waktu setempat, jaringan listrik Spanyol kehilangan 15 gigawatt atau sekitar 60 perseb dari permintaan nasional, hanya dalam hitungan lima detik.
Kepala Operasi Red Eléctrica, Eduardo Prieto, menggambarkan peristiwa ini sebagai sesuatu yang luar biasa.
Hingga pukul 11 malam, sekitar 50 persen pasokan listrik berhasil dipulihkan. Perdana Menteri Sánchez pun berjanji seluruh sistem akan kembali normal pada Selasa malam, dan menghidupkan kembali negara berpenduduk 48 juta jiwa itu.
Insiden ini menjadi pemadaman listrik besar kedua di Eropa dalam waktu kurang dari enam minggu, setelah kebakaran pada 20 Maret lalu yang sempat menutup Bandara Heathrow di Inggris. Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran meningkatnya sabotase yang didukung Rusia.
Namun, Pusat Keamanan Siber Nasional Portugal menyatakan tidak menemukan tanda-tanda serangan siber sebagai penyebab insiden.
Hal senada pun disampaikan Teresa Ribera, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa, yang menyebutnya sebagai salah satu episode paling serius yang tercatat di Eropa akhir-akhir ini.
"Kami menganalisis semua kemungkinan penyebabnya tanpa mengabaikan hipotesis apa pun," tambah Sánchez.
Pemadaman yang dimulai sekitar tengah hari membuat Madrid dan Lisbon lumpuh. Lalu lintas macet, layanan kereta api terhenti, dan beberapa warga di Barcelona bahkan turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas secara manual.
Di Spanyol saja, sekitar 35.000 orang harus dievakuasi dari lebih dari 100 kereta yang terhenti di tengah perjalanan.
Pemandangan Warga Setelah Pemadaman Listrik di Spanyol dan Portugal (Doc: AP Photo/Manu Fernandez)
Photo :
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Kekacauan di Transportasi dan Layanan Publik
Sistem kereta bawah tanah berhenti beroperasi. Bandara-bandara menggunakan listrik cadangan, dan menyebabkan penundaan penerbangan.
Di Madrid, ratusan orang menunggu di halte bus menuju bandara, berharap mendapatkan tumpangan.
"Saya sudah di sini selama hampir tiga jam, mencoba meminta seseorang untuk mengantar saya ke bandara karena keluarga saya tiba hari ini dan saya tidak dapat berbicara dengan mereka," kata Jessica Fernández.
"Ini mengerikan."
Di Barcelona, kekacauan juga terasa. "Saya tidak tahu bagaimana saya akan pulang," ujar Ivette Corona, yang gagal naik bus akibat penumpukan penumpang.
Rumah sakit beralih ke generator darurat. Jaringan telepon seluler lumpuh di banyak area, memaksa orang-orang berburu radio bertenaga baterai untuk mencari informasi.
Berbeda dengan Spanyol daratan, Kepulauan Canary, Balearic, serta wilayah Ceuta dan Melilla di Afrika utara tidak terdampak pemadaman.
Upaya Pemulihan dan Bantuan
Usai rapat darurat Dewan Keamanan Nasional, Sánchez mengumumkan pengerahan tentara untuk mendistribusikan generator ke daerah-daerah paling terdampak.
Di Portugal, Perdana Menteri Luis Montenegro juga menggelar rapat darurat dan menyatakan harapannya bahwa listrik akan pulih dalam sehari.
Menurut pejabat Portugal, sumber pemadaman kemungkinan berasal dari luar negeri. Spanyol pun menarik listrik dari Maroko dan Prancis untuk mempercepat pemulihan.
Grafik di situs Red Eléctrica menunjukkan penurunan drastis permintaan listrik dari 27.500 megawatt menjadi 15.000 megawatt sekitar pukul 12.15 siang.
Di Lisbon, terminal bandara ditutup dan para wisatawan menunggu dengan cemas.
"Kami belum melihat pesawat datang atau berangkat dalam 50 menit kami menunggu di sini," kata turis asal Belanda, Marc Brandsma.
Beberapa fasilitas penting, termasuk parlemen Spanyol di Madrid dan turnamen tenis Madrid Open, menghentikan aktivitas.
Meski situasi menegangkan, beberapa warga berusaha melihat sisi positif. Di Barcelona, warga memadati trotoar, berbagi informasi, dan menikmati suasana kota.
"Kami beruntung. Beberapa orang terjebak di metro. Dan ada sisi positifnya: Kami lebih banyak berbicara satu sama lain," ujar Monste Cortés.
Dia juha mengatakan makan malamnya akan sederhana, yakni hanya dengan roti dan daging dingin.
Perburuan Sinyal dan Koneksi
Seiring berjalannya waktu, rasa frustrasi pun meningkat akibat keterbatasan komunikasi.
"Saya bahkan tidak bisa menelepon bos saya karena tidak ada yang berfungsi," keluh Helen Osorio, seorang pegawai toko di Barcelona.
Di Terrassa, toko-toko kehabisan stok generator karena permintaan melonjak. Sementara di Portugal, polisi meningkatkan patroli untuk membantu warga, termasuk mereka yang terjebak di lift dan transportasi umum.
Sistem darurat terus bekerja keras di kedua negara, namun pemulihan total masih berlangsung perlahan.
Halaman Selanjutnya
Kepala Operasi Red Eléctrica, Eduardo Prieto, menggambarkan peristiwa ini sebagai sesuatu yang luar biasa.