Malam Sunyi, Pikiran Ramai: Kenapa Overthinking Suka Muncul Malam-Malam?

3 hours ago 1

Selasa, 25 Februari 2025 - 04:50 WIB

Jakarta, VIVA – Malam hari atau waktu jelang tidur kerap disebut sebagai jam-jam overthinking. Hal ini mulai jadi pembicaraan ramai di kalangan pengguna media sosial. Sebab banyak dari mereka yang merasa sering berpikir berlebihan pada malam hari. 

Ketika overthinking di malam hari ternyata bisa berdampak pada kualitas tidur. Mereka yang overthinking biasanya akan terjaga hingga akhirnya sulit untuk tidur. Lantas mengapa malam hari orang-orang sering mengalami overthinking?

Terkait hal ini, peneliti yang juga pendiri dari Health Collaborative Center (HCC), Dr.dr. Ray Waigu Basrowi, MKK, FRSPH menjelaskan secara psikologis, overthinking terjadi saat orang dalam keadaan sendiri, tenang dan tidak sibuk. Momen ini sering terjadi pada saat malam hari.

"Overthinking itu merupakan pemikiran repetitif yang negatif, berulang-ulang. Secara medis atau secara psikologis pemikiran yang negatif dan repetitif terjadi ketika orang dalam keadaan lagi sendiri, lagi tenang dan tidak sibuk. Rata-rata manusia pada malam hari sudah mau istirahat, sudah mau tidur," kata dia saat ditemui awak media dalam acara media briefing di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Senin 24 Februari 2025. 

Lebih lanjut dijelaskan overthinking yang merupakan repetitf negatif itu lebih sering terjadi di malam hari lantaran di waktu tersebut lantaran kebanyakan dari kita tidak memiliki pemikiran lain. Alhasil pemikiran negatif sering muncul. Namun bagi mereka yang selalu berpikir positif akan jarang mengalami pemikiran negatif jelang tidur. 

"Karena malam mau tidur dia tidak punya pemikiran lain. Sebelum tidur pemikiran kemana-mana jadinya repetitif negatif.  Kalau orangnya berpikir positif sebelum tidur biasanya tidak akan overthinking. Tapi kalau sudah ada pemicu repetitif negatif, overthinkingnya akan berlipat ganda ketika malam atau saat mau tidur," kata dia.

Ray mengungkap overthinking di malam hari sendiri tidak baik bagi kesehatan fisik maupun mental masyarakat. Overthinking di malam hari bisa menyebabkan seseorang mengalami insomnia atau sulit tidur. Alhasil ketika mereka kekurangan tidur bisa berdampak pada produktivitas mereka di hari berikutnya.

"Ketika kualitas tidur berkurang, kemudian tidak produktif karena besok staminanya berkurang. Ketika stamina berkurang, hormon stress seperti kortisol naik. Ketika harus bekerja di siang hari dia tidak produktif karena stress terjebak di lingkaran setan. Gangguan tidur, susah makan, stress, hormon kebahagiaan dopamin akan turun kalau kortisol naik. Kemudian kalau berlangsung lama akan sebabkan depresi, kalau depresi bisa terus menjadi self harm, menarik diri dari kehidupan sosial ini tidak bagus secara individu," jelas dia.

Maka dari itu, Ray membenarkan adanya pendapat di masyarakat untuk meninggalkan pemikiran-pemikiran negatif yang dipadatkannya dari pekerjaan ataupun sekolah. Sebab jika terlalu dipikirkan bisa memberikan perasaan overthinking yang terus menerus dan menggangu kehidupan pribadi dan sosial mereka sendiri. 

"Penting sekali orang-orang bilang kalau stress di kerjaan, sekolah, malam tinggalin aja karena ketika dia di periode reflektif, periode tenang kalau dipenuhi pemikiran overload negatif akan terbawa terus," ujar dia. 

Halaman Selanjutnya

Ray mengungkap overthinking di malam hari sendiri tidak baik bagi kesehatan fisik maupun mental masyarakat. Overthinking di malam hari bisa menyebabkan seseorang mengalami insomnia atau sulit tidur. Alhasil ketika mereka kekurangan tidur bisa berdampak pada produktivitas mereka di hari berikutnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |