Mendag Se-ASEAN Bakal Gelar Pertemuan Bahas Kebijakan Tarif Donald Trump

9 hours ago 4

Senin, 7 April 2025 - 15:24 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, Indonesia bersama sejumlah negara ASEAN lain seperti misalnya Malaysia, Singapura, dan Kamboja, bakal melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) alih-alih melakukan retaliasi.

Hal itu terkait dengan kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS dan telah diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 2 April 2025 lalu.

Airlangga memastikan, seluruh menteri perdagangan di ASEAN juga akan melakukan pertemuan pada 10 April 2025 mendatang, guna membahas upaya negosiasi dengan AS.

"ASEAN akan mengutamakan negosiasi. Jadi ASEAN tidak mengambil langkah retaliasi," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 7 April 2025.

Presiden AS Donald Trump berlakukan tarif masuk barang impor ke AS

Photo :

  • AP Photo/Mark Schiefelbein

Dia juga memastikan bahwa pemerintah telah menjalin koordinasi antarkementerian dan lembaga, serta dengan United States Trade Representative (USTR) alias Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan guna merumuskan langkah-langkah strategis yang tepat, guna mengatasi masalah yang timbul akibat pengenaan tarif oleh AS tersebut.

Selain itu, Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia juga akan mendorong perubahan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) dengan AS. Karena menurutnya, mekanisme TIFA yang terbit pada tahun 1996 silam, saat ini sudah tidak relevan lagi dengan kondisi perekonomian yang terjadi saat ini. 

Menko bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat (sumber foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Photo :

  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Dia menambahkan, nantinya hasil negosiasi antara Indonesia dengan AS itu juga akan dimasukkan ke dalam kesepakatan TIFA terbaru, sebagaimana yang sebelumnya juga telah dilakukan oleh Malaysia. 

"Indonesia dan Malaysia mendorong TIFA. Karena TIFA secara bilateral telah ditandatangani sejak tahun 1996, dan banyak isunya yang kini sudah tidak relevan lagi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Source : VIVA.co.id/Yeni Lestari

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |