Minimalisir Risiko Banjir, BMKG-BNPB Modifikasi Cuaca di Jabodetabek 24 Jam Sejak 7 Juli

11 hours ago 3

Kamis, 10 Juli 2025 - 22:32 WIB

Jakarta, VIVA – Pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diintensifkan untuk meminimalisir dampak di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

OMC dilakukan lantaran beberapa hari terakhir hujan turun dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur hingga berdampak kepada masyarakat.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan, OMC ini dilakukan selama 24 jam nonstop sejak 7 Juli 2025.

Pelaksanaan dilakukan dari Pos Komando Operasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, yang merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam membangun kapasitas nasional modifikasi cuaca.

“Operasi ini bukan hanya bertujuan mencegah bencana, tetapi juga menekan eskalasi dampaknya dan mempercepat proses penanganan di lapangan. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan,” ujar Seto dalam keterangannya, Kamis, 10 Juli 2025.

ilustrasi genangan banjir di jalan (Dok. TMC Polda Metro Jaya)

Photo :

  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

Sejak dimulai pada 7 Juli hingga tanggal 10 Juli ini telah dilakukan 18 sorti penerbangan oleh dua operator, yaitu PT Alkonost dan PT Makson.

Pelaksanaan OMC tersebut berhasil menyemai 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO) ke dalam sistem awan yang berpotensi memicu hujan ekstrem.

Pelaksanaan OMC sebelumnya sempat terkendala cuaca buruk di sekitar bandara pada hari pertama, namun dapat segera diatasi melalui penambahan armada pesawat oleh BNPB.

Selanjutnya, sejak tanggal 8 Juli hingga sekarang OMC berjalan optimal dan berdampak adanya penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah target, khususnya Jabodetabek.

“Modifikasi cuaca adalah upaya ilmiah berbasis data untuk meredam dampak cuaca ekstrem. Ini bukan lagi kegiatan eksperimental, tetapi bagian dari strategi nasional mitigasi bencana,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Operasi Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menyebutkan bahwa tercatat pertumbuhan awan konvektif masih aktif terjadi, terutama pada sore hari, akibat kondisi atmosfer yang basah dan penguapan yang tinggi.

Oleh karenanya, tim terus memantau secara visual maupun dengan radar pergerakan awan-awan tersebut, khususnya di wilayah utara Jawa seperti Jakarta, Karawang, dan Bekasi.

“Jika awan-awan berpotensi hujan terbentuk di atas laut dan terdeteksi bergerak ke daratan, penyemaian akan dilakukan di laut terlebih dahulu agar hujan turun sebelum mencapai wilayah padat penduduk,” tutur Budi.

Halaman Selanjutnya

Pelaksanaan OMC sebelumnya sempat terkendala cuaca buruk di sekitar bandara pada hari pertama, namun dapat segera diatasi melalui penambahan armada pesawat oleh BNPB.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |