Kamis, 1 Mei 2025 - 07:00 WIB
Jakarta, VIVA – Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal, yang juga dikenal sebagai 'Sleeping Prince' atau Pangeran tidur, telah koma selama dua dekade karena keluarganya menolak saran dari para profesional medis.
Khaled bin Talal berada di Inggris untuk mengikuti sekolah militer pada tahun 2005 ketika ia terlibat dalam kecelakaan mobil yang serius, di mana ia menderita cedera otak parah yang membuatnya tidak sadarkan diri sejak saat itu.
'Sleeping Prince' itu bertambah usia menjadi 36 tahun pada tanggal 18 April 2025, hampir 20 tahun sejak kejadian kecelakaan tersebut, namun kondisinya tidak banyak berubah. Pangeran tersebut dirawat oleh tim medis profesional di King Abdulaziz Medical City di Riyadh, Arab Saudi.
Meskipun sang pangeran telah dirawat cukup lama, orang tuanya, Pangeran Khaled bin Talal Al Saud dan Putri Reema bint Talal, belum menyerah dan menolak untuk mencabut alat bantu hidup putra mereka. Padahal, sudah banyak dokter sebelumnya yang merekomendasikannya.
Al Saud dengan tegas menolak untuk menyerah pada putranya, ia yakin jika Tuhan memang menghendaki sang putra meninggal dunia maka nyawanya pasti berakhir dalam kecelakaan tersebut.
“Jika Tuhan menghendakinya meninggal dalam kecelakaan itu, ia pasti sudah berada di dalam kuburnya sekarang," kata Al Saud, melansir Yahoo! Life, Rabu 30 April 2025.
Penolakannya berakar pada keyakinan dan harapan abadi bahwa putranya suatu hari nanti akan sadar kembali. Ibunya, Reema binti Talal, sebelumnya telah berbicara tentang masih merasakan kehadiran putranya dan percaya bahwa masih ada vitalitas dalam jiwanya.
Sejak bertahun-tahun sang pangeran menjalani perawatan medis, kondisinya sebagian besar tidak berubah. Namun, pada tahun 2019, dilaporkan bahwa pergerakan terakhir yang terdokumentasi terjadi pada tahun 2019, ketika ia dilaporkan menunjukkan tanda-tanda kesadaran terbatas melalui gerakan-gerakan kecil, seperti mengangkat jari atau sedikit menggerakkan kepalanya—meskipun momen-momen ini tidak menunjukkan kembalinya kesadaran penuh. Sang pangeran hingga kini masih menggunakan alat bantu hidup, mengandalkan ventilasi mekanis dan selang makanan.
Tahun ini, keluarga tersebut belum berbicara atau memberikan kabar terbaru tentang putra mereka, tanpa ada pernyataan yang dirilis pada hari ulang tahun sang pangeran. Namun, perhatian media sosial telah membangkitkan minat baru terhadap kisah yang mengejutkan itu dan orang-orang terus mendoakan sang pangeran. Hal ini tampaknya terjadi setiap tahun pada hari ulang tahun sang pangeran, karena kisahnya diketahui di seluruh dunia.
Halaman Selanjutnya
Penolakannya berakar pada keyakinan dan harapan abadi bahwa putranya suatu hari nanti akan sadar kembali. Ibunya, Reema binti Talal, sebelumnya telah berbicara tentang masih merasakan kehadiran putranya dan percaya bahwa masih ada vitalitas dalam jiwanya.