Arab Saudi, VIVA – Perjalanan spiritual ibadah haji seringkali menghadirkan pengalaman yang mendalam dan mengubah hidup. Bagi penyanyi Afgansyah Reza, momen di penghujung ibadahnya di Tanah Suci menjadi begitu istimewa, menyisakan kesan yang begitu menyentuh hati. Bukan di tengah keramaian Masjidil Haram atau di hadapan Ka'bah, melainkan di dalam sebuah bus rombongan jemaah haji yang penuh kebersahajaan.
Afgan, yang dikenal dengan suara emasnya dan karisma panggungnya, ternyata menunaikan ibadah haji sendirian. Namun, ia menemukan kehangatan dan dukungan yang tak terduga dari sesama jemaah di dalam bus. Momen kebersamaan inilah yang membuatnya menyadari sebuah makna baru tentang arti keluarga dan pertolongan.
"Saya bepergian sendirian. Tapi pulang, bawa keluarga baru," ungkap Afgan dengan nada haru, seperti yang ia ceritakan. Kalimat ini menggambarkan betapa kuatnya ikatan yang terjalin antara dirinya dengan para jemaah lain selama perjalanan. Mereka yang awalnya adalah orang asing, kini menjelma menjadi keluarga baru yang saling mendukung.
Afgan bersama rombongan jemaah haji
Afgan juga merasa sangat bersyukur atas segala pertolongan yang ia terima selama di Tanah Suci. Ia meyakini bahwa bantuan-bantuan tersebut bukan sekadar dari sesama manusia, melainkan merupakan perwujudan dari pertolongan Ilahi yang disalurkan melalui kebaikan hati para jemaah. "Terima kasih ya sudah kasih saya banyak pertolongan. Saya rasa itu pertolongan Allah, tapi diberinya melalui bapak-bapak dan ibu-ibu," lanjutnya, memperlihatkan kerendahan hati dan rasa syukurnya.
Sebagai rasa termakasihnya, dalam perjalanan tersebut, Afgan memberikan hadiah, bernyanyi dengan mic seadanya di dalam bus.
"Masya allah senangnya bs berhaji bersama."
"Brasa denger kaset bajakan atau gak denger radio rusak."
"kek lagi diospek eynn."
"suara nya kaya lg bapil bindeng wkwkwkwk."
"kemarin fyp pas cerdas cermat hahaha"
"udah haji dapet bonus di nyanyi'n artis langsung, Maka nikmat mana lagi yang kau Dustai...??"
Pengalaman ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Afgan, bahwa di tengah kemandirian dan kesendirian, ada kekuatan besar dalam kebersamaan dan persaudaraan. Momen di dalam bus rombongan jemaah haji itu menjadi saksi bisu ikatan spiritual yang tak terduga, mengubah perjalanannya dari sekadar ibadah pribadi menjadi pengalaman yang sarat makna kekeluargaan dan ketulusan.
Kisah Afgan ini mengingatkan kita bahwa kebaikan bisa datang dari mana saja, bahkan dari orang-orang yang baru kita temui. Di penghujung ibadah haji, Afgan pulang bukan hanya dengan pahala dan doa, tetapi juga dengan hati yang penuh dan sebuah keluarga baru yang tak terduga.
Anggota Amirulhaj Prof Arif Satria Cek Kesiapan Dapur Katering Jemaah Haji Gelombang II di Madinah
Anggota Amirulhaj, Prof. Arif Satria, melakukan pengecekan langsung ke sejumlah dapur katering jemaah haji Indonesia di Madinah.
VIVA.co.id
13 Juni 2025