Momen Muhaimin dan Ribuan Jemaah Tarekat Hadiri Hari Guru Tokoh Tasawuf Dunia di Surau Qutubul Amin Depok

5 hours ago 2

Jakarta, VIVA - Ribuan jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah menghadiri Ziarah Akbar Hari Guru atau Hari Silsilah Kemursyidan Prof Dr Maulana Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya di Surau Qutubul Amin, Bojongsari, Depok. Turut hadir Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar.

Momen yang berlangsung khidmat itu terjadi pada Jumat, 20 Juli 2025. Selain itu, hadir juga di tengah para pimpinan tarekat serumpun yang pernah jadi murid dari Prof Dr Kadirun Yahya.

Ketua Panitia Erik Romando Rozas menjelaskan ribuan jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyahyang merupakan salah satu tarekat terbesar di Tanah Air. Jemaah datang di antaranya dari Jabodetabek dan Jawa Timur, serta Jawa Tengah. 

Dia menyebut untuk rombongan dari Jawa Timur menggunakan 30 bus. Selain itu, ada juga yang naik kereta api. Para jemaah yang hadir berasal dari 45 majelis surau yang tersebar di seluruh kota di Jatim. 

Lalu, rombongan bus juga berdatangan dari Medan, Sumatera Utara, maupun Jabodetabek/ Jawa Barat.  

“Jemaah asal Medan menggunakan beberapa bus. Termasuk dari Jawa Timur, jemaah dari Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat, ada yang naik pesawat dan mobil pribadi. Khusus dari Jatim ditambah Jawa Tengah juga jamaah juga mencapai ribuan,” kata Erik Romando, dalam keterangannya, dikutip pada Senin 23 Juni 2025.

Adapun Menko Muhaimin Iskandar yang berlatarbelakang keluarga kiai terkemuka NU, nampak khidmat mengikuti prosesi peringatan di Pendopo Agung Qutubul Amin. Acara dibuka lantunan duet muazin membawakan adzan, baca Alquran dan marhaban. 

Menko Muhaimin dan ribuan jemaah tarekat hadiri Hari Guru Tokoh Tasawuf Dunia

Mantan pimpinan MPR itu tak memperlihatkan sebagai pejabat tinggi di tengah lautan jemaah tarekat. Muhaimin juga tak dilakukan penyambutan secara khusus saat tiba di surau yang saat Idul Adha lalu dikunjungi Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk menyerahkan sapi kurban Presiden Prabowo Subianto.

Usai acara peringatan, Muhaimin mengikuti langkah Pembina Yayasan Qutubul Amin, Dra Hj Erlina KY, isteri dari Prof Dr Kadirun Yahya berziarah di peranginan makam. Muhaimin nampak khusuk berdoa di makam tokoh tasawuf yang berhasil mendirikan 700 Alka atau tempat majelis dzikrullah di seluruh Indonesia dan luar negeri itu. 

Pimpinan Zhahiriyah Surau Qutubul Amin (SQA), Raden Novendy Achmad Hadiawan turut mengawali berkhidmat sambil berdoa di makam. Lalu, diikuti para pimpian tarikat serumpun.

Ribuan jemaah yang membanjiri area surau seluas 4 hektare itu kemudian antre untuk berziarah di makam Prof Dr Kadirun Yahya. Namun, dalam momen itu tak ada suara berisik dan gaduh. Semuanya tenang, khidmat, dan hening. 

Ketua Majelis Surau Qutubul Amin (SQA) H Suroso Surya Atmadja menuturkan, perhelatan ziarah akbar ini merupakan peringatan Hari Guru atau Hari Silsilah ke 108. Kata dia, acara itu diselenggarakan Yayasan Qutubul Amin setiap tahun tepat pada tanggal 20 Juni.

“Sejak 1999, Ayahanda Guru setelah hijrah dari Qutubul Amin Medan ke Qutubul Amin, Arco, Duren Seribu, Depok ini, Beliau mengawai menggelar Hari Guru di surau ini,” kata Suroso Surya. 

Adapun Ayahanda Guru merupakan sebutan lazim jemaah tarikat ini terhadap Mursyid Maulana Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya. 

Guru Mursyid ini melazimkan Hari Guru itu merupakan hari ziarah akbar bagi segenap murid tarekat di bawah bimbingannya yang tersebar di Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.  

"Sesuai amanah Beliau, kami sebagai anak murid wajib melazimkan ziarah akbar memperingati Hari Guru ini,” tutur Suroso. 

Dia menambahkan untuk tahun ini, murid-murid tarikat Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dari luar negeri juga ikut datang berziarah Hari Guru. Mereka ada yang dari Inggris, Malaysia, Singapura, Australia, termasuk Amerika. 

”Pimpinan Surau-surau Negara Serumpun Malaysia juga ikut hadir," jelas Suroso.  
  
Momen acara itu sekaligus memperingati hari akbar para ahli silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidyah yang ilmunya bernasab dari Nabi Muhammad SAW diturunkan ke Sayyidina Abu Bakar. Pada tahun 1952, Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dinisbatkan sebagai ahli silsilah ke 35 oleh guru-guru tarikat yang pernah berkhidmat di Jabal Qubais, Makkah. 

Keilmuan Prof Dr Kadirun Yahya diakui dunia mampu mengilmiahkan tasawuf. Pengakuan itu termasuk oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno. 

Sebagai cendekiawan yang juga ahli atom, Prof Dr Kadirun Yahya di era Presiden RI ke-2 Soeharto juga memperoleh sederet bintang jasa sebagai pejuang kemerdekaan RI. Selain itu,  juga tercatat sebagai Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).  

Setelah mendirikan Surau Qutubul Amin di Bojongsari, Depok, Prof Dr Kadirun Yahya menjadikan tempat majelis dzikrullah sebagai pusat itikaf atau suluk selama 10 hari yang diselenggrakan setiap bulan. 

“Sejak Ayahanda Guru berlindung (berpulang ke rahmatullah-red) tahun 2001, suluk yang diamanahkan Beliau, Alhamdulillah dapat rutin dilaksanakan setiap bulan," tutur Suroso. 

Peserta suluk bisa lebih dua ratus jamaah. Selain Jabodetabek atau wilayah pulau Jawa, peserta juga berasal dari Kalimantan, Sumbar, Sumut hingga luar negeri. 

"Jamaah asal Malaysia juga paling rajin,” kata Suroso.

Selain Menko Muhaimin, ada juga eks Kakorlantas Polri Irjen Pol (Purn) Istiono, fungsionaris SQA dan Ketua Yayasan SQA Ir Sinar Yudha dalam Ziarah Akbar Hari Guru.

Ikut hadir beberapa perwira tinggi maupun perwira menengah Polri dan TNI baik yang masih aktif maupun purna. Di antaranya, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Karodalops Stamaops Polri Brigjen Pol Eko Nugrohadi, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu. 

Puncak peringatan Hari Guru ini dimulai Pukul 07.00 berlangsung hingga Pukul 18.00. Terbagi dalam empat sesi. 

Halaman Selanjutnya

Source : Istimewa

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |