Ernest Prakasa Buka Suara soal Tuduhan Dana Korupsi, Sindir Kreativitas Buzzer

5 hours ago 3

VIVA – Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa kembali menjadi pusat perhatian publik, usai dirinya diserang secara masif oleh akun-akun buzzer di media sosial. Kali ini, tudingan yang diarahkan kepadanya cukup serius, yakni menerima dana hasil korupsi dari tersangka kasus besar, Marcella Santoso.

Sebelumnya, Ernest sempat menjadi sasaran amukan warganet di platform X (sebelumnya Twitter) setelah dirinya mengkritisi pembelian jam tangan mewah untuk para pemain Timnas Indonesia. Tekanan yang terus berdatangan dari para buzzer memaksanya menghapus akun X miliknya. Dalam pernyataannya, ia berseloroh bahwa langkah tersebut dilakukan demi membuat para buzzer kehilangan “lahan kerja”.

Namun, ketenangan tidak berlangsung lama. Kini, Ernest kembali menjadi target serangan buzzer, kali ini di Instagram. Serangan ini disebut-sebut berkaitan dengan kasus Marcella Santoso, yang kini tengah menghadapi tiga dakwaan berat, termasuk dugaan suap, perintangan penyidikan kasus korupsi, hingga tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Lewat Instagram Story yang diunggah pada Minggu, 22 Juni 2025, Ernest merespons tuduhan tersebut dengan nada satir namun tegas.

Buat buzzer yang lagi serempak nge-framing gue nerima dana korupsi, good luck ya. Gue akuin narasinya menarik, boleh lah itu tim kreatifnya,” tulisnya.

Ernest juga memberikan pesan penting mengenai integritas, khususnya kepada mereka yang kerap menjadi perpanjangan tangan untuk menyebarkan narasi negatif demi uang.

Itulah, adek-adek sekalian, kenapa integritas itu penting. Pikir baik-baik sebelum dijual. Ada harga yang mahal di balik uang yang lo terima ketika transaksi,” sambungnya.

Berbeda dengan platform X yang bisa ia tinggalkan, Ernest mengaku tidak bisa begitu saja menutup akun Instagram karena kebutuhan profesional. Sebagai figur publik, khususnya di bidang seni dan hiburan, ia membutuhkan media sosial sebagai sarana kerja dan promosi.

Instagram buat gue itu kebutuhan profesi. Andai bisa, udah gue tinggalin. Tapi kerjaan gue membutuhkan sosmed, jadi ya terpaksa gue tetap tekuni,” ujar Ernest.

Untuk menjaga kenyamanan ruang digitalnya, Ernest pun memilih memblokir akun-akun yang ia curigai sebagai buzzer. Menurutnya, menjaga lingkungan kerja digital tetap bersih dan sehat adalah prioritas.

Buat teman-teman yang gue block, maaf ya. Namanya juga tempat kerja. Harus bersih, resik, nyaman untuk semua orang,” ujarnya.

Aku nggak membenci kalian. Kita bisa berbincang di kehidupan nyata, tapi aku butuh tempat kerjaku tetap bersih,” tambahnya dalam bahasa Inggris.

Serangan yang diarahkan kepada Ernest diduga kuat berkaitan dengan keterlibatannya dalam menolak RUU TNI, yang menuai kontroversi karena dianggap membawa kembali dwifungsi ABRI ala Orde Baru.

TNI sebelumnya menyatakan bahwa dana dari Marcella Santoso digunakan untuk menyebarkan narasi negatif mengenai RUU TNI melalui beberapa LSM dan yayasan. Tuduhan ini kemudian dikaitkan oleh buzzer dengan para publik figur yang ikut bersuara menentang rancangan undang-undang tersebut, termasuk Ernest Prakasa.

Ini yang dijadikan bahan gorengan buzzer buat bikin narasi seolah kami adalah penerima dana korupsi. Canggih ya?” sindir Ernest.

Marcella Santoso sendiri saat ini tengah menghadapi proses hukum atas tiga kasus besar, yakni suap hakim dalam perkara korupsi CPO (Crude Palm Oil), perintangan penyidikan dalam kasus timah dan impor gula, serta dugaan pencucian uang. Dalam pengakuannya, Marcella sempat menyebut narasi ‘Indonesia Gelap’ dan kritik terhadap RUU TNI, meskipun kemudian ia mengklarifikasi bahwa fokus serangannya hanya pada Kejaksaan Agung, bukan isu RUU TNI.

Keterlibatan Ernest dalam penolakan RUU TNI sebelumnya tampak dalam unggahannya pada 17 Maret 2025, saat ia menyinggung bahaya dwifungsi militer dalam pemerintahan sipil—sebuah praktik yang pernah berlangsung pada era Orde Baru. Ernest menyuarakan kekhawatirannya bahwa Indonesia tidak boleh kembali ke masa di mana TNI memegang kekuasaan di ranah sipil.

Selain Ernest, sejumlah artis lain juga menyuarakan penolakan terhadap RUU TNI, di antaranya Fedi Nuril, Melanie Subono, Nadin Amizah, Baskara Putra, hingga aktris Lutesha yang bahkan turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa hingga basah kuyup.

Meski serangan terhadap Ernest terus berlanjut, ia tetap bersikap tenang dan rasional. Ia memilih menghadapi isu ini dengan kepala dingin dan memprioritaskan profesionalisme, sembari mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial.

Halaman Selanjutnya

Berbeda dengan platform X yang bisa ia tinggalkan, Ernest mengaku tidak bisa begitu saja menutup akun Instagram karena kebutuhan profesional. Sebagai figur publik, khususnya di bidang seni dan hiburan, ia membutuhkan media sosial sebagai sarana kerja dan promosi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |