Tel Aviv, VIVA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa tim negosiasi Israel di Doha, Qatar, tengah mengeksplorasi kemungkinan mengakhiri perang di Gaza, dengan syarat Hamas melucuti senjata dan para pemimpinnya pergi ke pengasingan.
Pernyataan ini menandai perubahan dari posisi sebelumnya yang hanya mempertimbangkan gencatan senjata sementara dan pertukaran sandera terbatas.
"Di bawah arahan perdana menteri, bahkan saat ini, tim negosiasi di Doha bekerja untuk mengeksplorasi setiap kemungkinan kesepakatan, baik menurut kerangka Witkoff atau dalam kerangka mengakhiri perang, yang akan mencakup pembebasan semua sandera, pengasingan teroris Hamas, dan pelucutan senjata Jalur Gaza," demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Israel, dikutip dari Times of israel, Senin 19 Mei 2025.
VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Negosiasi ini berlangsung di tengah serangan militer baru Israel di Gaza yang bertujuan untuk menguasai sebagian besar wilayah tersebut. Pemerintah Israel menyatakan bahwa berkat kebijakan Netanyahu yang menggabungkan tekanan militer dan diplomatik, mereka telah berhasil memulangkan 197 sandera dan terus berupaya membebaskan 58 sandera yang masih ditahan.
Sebelumnya, Netanyahu hanya mengizinkan negosiasi berdasarkan proposal utusan khusus AS, Steve Witkoff, yang mencakup gencatan senjata jangka pendek dan pertukaran sandera terbatas.
Namun, pernyataan terbaru menunjukkan bahwa Israel kini mempertimbangkan kesepakatan yang lebih luas yang dapat mengakhiri konflik, asalkan Hamas setuju untuk melucuti senjata dan para pemimpinnya pergi ke pengasingan.
Hamas, di sisi lain, telah menolak tuntutan Israel untuk pelucutan senjata dan pengasingan, dan menegaskan bahwa mereka hanya akan menyetujui kesepakatan yang mencakup penghentian total perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Negosiasi di Doha dimediasi oleh Qatar dan Mesir, dengan keterlibatan utusan dari Amerika Serikat. Meskipun demikian, belum ada kesepakatan yang dicapai, dan pertempuran di Gaza terus berlanjut.
Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya diplomatik yang intensif, perbedaan posisi antara Israel dan Hamas masih menjadi hambatan utama dalam mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini.
Halaman Selanjutnya
Hamas, di sisi lain, telah menolak tuntutan Israel untuk pelucutan senjata dan pengasingan, dan menegaskan bahwa mereka hanya akan menyetujui kesepakatan yang mencakup penghentian total perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.