Jakarta, VIVA – Nasi porang yang sempat viral beberapa waktu lalu, menjadi pilihan efektif sebagai alternatif pengganti nasi putih untuk membantu menurunkan berat badan. Tidak heran, jika banyak pelaku diet yang lebih memilih mengonsumsi nasi porang untuk mencapai berat badan ideal.
Salah satu publik figur yang mengonsumsi nasi porang selama diet adalah Nagita Slavina. Terbukti, istri Raffi Ahmad itu sekarang nampak lebih ramping. Lalu, apa yang membuat nasi porang efektif membantu menurunkan berat badan? Scroll untuk mengetahui jawabannya, yuk!
Spesialis gizi klinik, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, menjelaskan, setiap nasi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Termasuk nasi porang yang memiliki kalori lebih kecil, namun tinggi serat.
“Nasi porang untuk orang yang mau nurunin berat badan itu lebih oke, karena kalorinya lebih kecil, seratnya lebih tinggi,” ujar dr Mulianah di acara Peluncuran Dailymeal Porang Cassava, di Jakarta.
Ilustrasi Diet Intermittent Fasting
Photo :
- www.freepik.com/free-photo
Jika ingin mengonsumsi nasi putih saat diet, Mulianah memperbolehkan asal porsinya diatur. Lalu, bolehkah nasi porang dijadikan menu intermittent fasting, mengingat jenis diet ini hanya memiliki jendela makan yang lebih sedikit?
“Pada dasarnya intermittent mau nasi merah, putih, nasi jagung, nasi porang, bebas. Intermittent targetnya mau apa dulu, kalau mau turunin berat badan, tetep kalorinya yang kita itung, harus defisit kalori. Mau nasi putih, nasi porang, kita tetep itung kalori hariannya,” jelasnya.
“Karena kalau buat nurunin berat badan pasti sangat ngebantu, karena kalorinya jauh lebih rendah. Nasi porang ini memang kelebihannya di kalori lebih rendah, tapi seratnya juga tinggi. Maka pasien-pasien yang targetnya mau nurunin berat badan, kita pilih makanan yang gimana caranya kenyangnya lebih lama. Apalagi kalau makannya maunya nasi, maka nasi porang bisa dijadikan alternatif pilihannya,” imbuh dr Mulianah.
Amar Ramdani, VP Marketing PT HDN, menambahkan, salah satu produk mereka juga menambahkan nasi porang ke dalamnya, agar serat yang terkandung jauh lebih tinggi.
“Kalau (Dailymeal Porang Cassava) keunikannya kita campur porang. Karena pertama, kita pengen teksturnya kaya nasi putih, pulen. Kita nargetin seratnya. Jadi seratnya sudah di-testing, kita seratnya lebih tahan panas jadi turunnya gak banyak,” tuturnya.
“Kita riset nasi jagung dan singkong ke dalam tikus. Jadi tikusnya dibuat obes, diabet, kita kasih makan ada yang 1 kali makan, ada yang 2 kali dan ada yang 3 kali makan. Dan itu hasilnya lumayan signifikan. Jurnalnya akan keluar di April 2025. Jadi ada tikus yang normal dan obes, untuk yang 1 kali makan turun (berat badan), yang 2 kali makan turun lagi. Sekarang lagi proses penelitian yang untuk 3 kali makan. Karena Profesornya masih penasaran apakah yang 3 kali makan dia sama gak sih sama yang normal,” beber Amar Ramdani.
Halaman Selanjutnya
“Karena kalau buat nurunin berat badan pasti sangat ngebantu, karena kalorinya jauh lebih rendah. Nasi porang ini memang kelebihannya di kalori lebih rendah, tapi seratnya juga tinggi. Maka pasien-pasien yang targetnya mau nurunin berat badan, kita pilih makanan yang gimana caranya kenyangnya lebih lama. Apalagi kalau makannya maunya nasi, maka nasi porang bisa dijadikan alternatif pilihannya,” imbuh dr Mulianah.