NOC Indonesia Sosialisasikan Program Indonesian Student Athlete

2 days ago 6

Rabu, 16 April 2025 - 19:16 WIB

Jakarta, VIVA – Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) resmi melakukan sosialisasi program Indonesian Student Athlete. Ini merupakan sebuah inisiatif yang dirancang guna menciptakan ekosistem pembinaan atlet pelajar di Tanah Air secara holistik dengan mengintegrasikan pendidikan formal dan prestasi olahraga sejak usia dini.

Indonesian Student Athlete merupakan kolaborasi bersama antara Komisi Culture & Education, Komisi Atlet, serta National Olympic Academy (NOA) Indonesia. Mereka melihat pentingnya membangun jalur pengembangan atlet dengan tidak mengesampingkan pendidikan.

Dengan program ini, NOC Indonesia berharap dapat melahirkan generasi atlet masa depan yang tidak cuma tangguh di lapangan, namun juga unggul dalam urusan akademik dan kepemimpinan.

“Program ini adalah bentuk nyata komitmen Komite Olimpiade Indonesia untuk melahirkan atlet yang berintegritas, berprestasi, dan cerdas," kata Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

"Kita tidak ingin lagi melihat anak-anak Indonesia harus memilih antara pendidikan atau olahraga. Keduanya harus bisa berjalan beriringan,”  imbuhnya.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini antara lain Ketua Komisi X DPR-RI Hetifah Sjaifudian, juara Olimpiade Tokyo 2020 Greysia Polii, lifter peraih empat medali Olimpiade Eko Yuli Irawan, serta juara dunia jetski Aero Sutan Aswar.

Hetifah Sjaifudian mengatakan, program ini mendorong integrasi kurikulum dan sistem pendidikan dengan merancang sistem pembelajaran yang fleksibel dan adaptif, termasuk kurikulum khusus bagi atlet pelajar. Dukungan akademik dari sekolah dan universitas menjadi bagian penting, dilengkapi skema beasiswa bagi atlet yang berprestasi secara akademik maupun olahraga.

“Kita harus memberi ruang bagi anak-anak Indonesia untuk berkembang secara holistic, baik otaknya, fisiknya, maupun karakternya. Karena itu, kebijakan pendidikan ke depan harus semakin adaptif terhadap kebutuhan atlet pelajar, misalnya ekosistem pendidikan yang lebih fleksible. Jadi istilahnya medali di dada, ilmu di kepala," ujar Hetifah.

Eko Yuli Irawan juga membagikan pengalaman tentang pentingnya mengatur waktu latihan dan sekolah. Dia mengaku pernah merasakan kesulitan untuk melanjutkan sekolahnya karena lokasi pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang berpindah-pindah dan akhirnya membuatnya tamat SMA lewat jalur paket C. 

“Sebagai seorang atlet kita harus disiplin dalam membagi waktu antara sekolah dan latihan. Keduanya harus seimbang supaya pendidikannya selesai, prestasinya dapat,” ungkap Eko.

Halaman Selanjutnya

“Kita harus memberi ruang bagi anak-anak Indonesia untuk berkembang secara holistic, baik otaknya, fisiknya, maupun karakternya. Karena itu, kebijakan pendidikan ke depan harus semakin adaptif terhadap kebutuhan atlet pelajar, misalnya ekosistem pendidikan yang lebih fleksible. Jadi istilahnya medali di dada, ilmu di kepala," ujar Hetifah.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |