Pakar Soroti Helm Berlabel SNI

14 hours ago 3

Selasa, 11 Maret 2025 - 22:11 WIB

Jakarta, VIVA – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan remaja, khususnya yang berkaitan dengan sepeda motor, menjadi masalah serius di Indonesia. Data dari UNICEF 2022 menunjukkan bahwa usia 10 hingga 19 tahun menyumbang angka kecelakaan tertinggi, dengan sepeda motor sebagai penyebab utama.

Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Tri Tjahjono, menyoroti rendahnya kepatuhan terhadap aturan berlalu lintas, terutama di kalangan anak-anak yang belum cukup umur dan kurangnya kesadaran akan perlengkapan berkendara, seperti helm.

“Keniscayaan bagi pengguna sepeda motor yang sangat mengerikan adalah kelompok anak-anak menggunakan sepeda motor. Nah, keberadaan sepeda motor terhadap kecelakaan anak-anak dan remaja itu harus diperhatikan.” kata Tri dalam keterangan yang diterima VIVA di Jakarta, Selasa 11 Maret 2025.

Ia menambahkan mengutip data UNICEF, penyebab kematian remaja usia 10 hingga 19 tahun terbesar adalah kecelakaan anak-anak, dan ini sebagian besar melibatkan sepeda motor.

“Banyak dari mereka yang tidak memiliki SIM, yang harus kita soroti,” ujarnya.

Helm menjadi salah satu perlengkapan yang sering diabaikan remaja meskipun sangat vital untuk keselamatan. Tri menyoroti masalah helm yang beredar di pasaran, di mana banyak helm yang mengklaim memenuhi standar SNI, tetapi kenyataannya tidak memenuhi kriteria keselamatan yang memadai. 

“Soal helm berstandar SNI, saya curiga apakah helm yang dijual di luar benar-benar memenuhi standar SNI atau hanya ditempelkan label SNI. Jika kita membiarkan helm yang tidak sesuai dengan standar beredar, maka label SNI akan kehilangan kredibilitasnya,” tuturnya.

Menurutnya, helm yang tidak memenuhi standar bisa sangat berbahaya dan justru meningkatkan risiko cedera saat terjadi kecelakaan.

Selain itu, helm untuk anak-anak yang harus disesuaikan dengan perkembangan ukuran kepala mereka masih terbatas di Indonesia. Tri mengusulkan agar lebih banyak lembaga atau NGO atau organisasi non-pemerintah menyediakan helm yang sesuai untuk anak-anak.

“Helm anak-anak itu perlu disesuaikan dengan perkembangan usia mereka. Kepala anak-anak berkembang cepat, dan helm yang digunakan harus sesuai dengan ukuran mereka. Sayangnya, tidak banyak helm anak-anak di Indonesia yang sesuai dengan standar keselamatan,” paparnya.

Tri juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap helm berlabel SNI yang sering kali tidak memenuhi standar. Pengawasan ketat terhadap produksi dan distribusi helm diperlukan untuk memastikan perlindungan yang memadai bagi pengendara, terutama remaja.

Solusi yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengawasan terhadap helm yang beredar, serta memperkuat pendidikan lalu lintas di kalangan remaja untuk menumbuhkan kesadaran akan keselamatan berkendara.

“Selain itu, riset dan penelitian lebih lanjut mengenai helm yang sesuai untuk anak-anak dan remaja juga penting agar perlindungan dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat,” kata dia.

Halaman Selanjutnya

Menurutnya, helm yang tidak memenuhi standar bisa sangat berbahaya dan justru meningkatkan risiko cedera saat terjadi kecelakaan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |