Paus Fransiskus Kritis Akibat Masalah Pernafasan Berkepanjangan, Vatikan Buka Suara

7 hours ago 3

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:56 WIB

Jakarta, VIVA - Otoritas Vatikan melaporkan bahwa Paus Fransiskus berada dalam kondisi kritis pada Sabtu, 22 Februari 2025 kemarin, setelah menderita pernapasan asma kritis yang berkepanjangan saat dirawat karena pneumonia dan infeksi paru-paru yang kompleks.

Dilansir dari Associated Press (AP), Paus berusia 88 tahun yang masih berada dalam kondisi sadar itu kini tengah mendapat penanganan oksigen untuk membantunya bernapas, dan transfusi darah setelah tes menunjukkan jumlah trombosit yang rendah.

"Kondisi Bapa Suci terus kritis. Oleh karena itu, seperti yang dijelaskan kemarin (Jumat), Paus belum sepenuhnya pulih," kata pihak Vatikan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AP pada Minggu, 23 Februari Februari 2025.

Paus Fransiskus Tinggalkan Indonesia

Photo :

  • AP Photo/Tatan Syuflana

Dalam pernyataan tersebut, pihak Vatikan menjelaskan bahwa hal ini adalah pertama kalinya Paus dianggap kritis, untuk menggambarkan kondisi Fransiskus sejak ia dirawat di rumah sakit pada 14 Februari 2025 lalu.

Pernyataan itu juga mengatakan, bahwa Paus terus waspada dan menghabiskan hari di kursi berlengan, meskipun kondisinya terlihat lebih buruk daripada hari sebelumnya. Namun, pihak dokter menolak untuk memberikan prognosis secara lebih detil.

"Para dokter mengatakan kondisi Fransiskus sudah sangat kritis, mengingat usianya, kesehatannya yang lemah, dan penyakit paru-paru yang dideritanya," ujar laporan tersebut.

Mereka telah memperingatkan bahwa ancaman utama yang dihadapi Fransiskus adalah timbulnya sepsis, infeksi serius pada darah yang dapat terjadi sebagai komplikasi pneumonia. Hingga Jumat kemarin, tidak ditemukan bukti adanya sepsis dan Fransiskus merespons berbagai obat yang diminumnya.

Tes darah hari Sabtu menunjukkan bahwa jumlah trombositnya rendah, atau biasa disebut platelopenia atau trombositopenia. Institut Kesehatan Nasional AS mengatakan, bahwa jumlah trombosit yang rendah dapat disebabkan oleh sejumlah hal, termasuk efek samping dari obat-obatan atau infeksi menurut Institut Kesehatan Nasional AS.

Diketahui, Fransiskus yang memiliki penyakit paru-paru kronis dan rentan terhadap bronkitis di musim dingin, dirawat di Rumah Sakit Gemelli pada 14 Februari 2025 setelah bronkitis selama seminggu memburuk.

Dokter pertama kali mendiagnosis infeksi saluran pernapasan akibat virus, bakteri, dan jamur yang kompleks, lalu timbulnya pneumonia di kedua paru-paru. Mereka meresepkan "istirahat total" dan kombinasi kortison dan antibiotik, beserta oksigen tambahan saat ia membutuhkannya.

Laporan terkini pada hari Sabtu, menandai pertama kalinya Vatikan menyebut Fransiskus menderita krisis pernapasan asma yang berlangsung lama, yang juga memerlukan pemberian oksigen dengan aliran tinggi.

Kepala kedokteran dan bedah di Rumah Sakit Gemelli Roma, Sergio Alfieri mengatakan pada hari Jumat lalu, bahwa ancaman terbesar yang dihadapi Fransiskus adalah beberapa kuman yang saat ini berada di sistem pernapasannya masuk ke aliran darah, yang menyebabkan sepsis. Sepsis dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian. 

"Sepsis, dengan masalah pernapasan dan usianya, akan sangat sulit disembuhkan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Mereka telah memperingatkan bahwa ancaman utama yang dihadapi Fransiskus adalah timbulnya sepsis, infeksi serius pada darah yang dapat terjadi sebagai komplikasi pneumonia. Hingga Jumat kemarin, tidak ditemukan bukti adanya sepsis dan Fransiskus merespons berbagai obat yang diminumnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |