Paus Fransiskus Wafat, Umat Kristen di Gaza: Ini Memilukan, Dia Seperti Mercusuar Harapan

3 hours ago 2

Selasa, 22 April 2025 - 18:24 WIB

Gaza, VIVA – Umat Kristen Palestina di Gaza pada Senin, 21 April 2025, berduka atas kematian Paus Fransiskus.

Paus diketahui telah menjaga komunikasi lewat video yang erat dan konsisten dengan komunitas Kristen kecil di wilayah tersebut selama perang yang sedang berlangsung.

Sejak pecahnya pertempuran antara Israel dan Hamas, Paus Fransiskus juga secara teratur menelepon umat Kristen di Gaza, seringkali beberapa kali seminggu, untuk menyampaikan doa, dorongan, dan solidaritas.

Doa dan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus di Katedral Los Angeles

Photo :

  • AP Photo/Damian Dovarganes

Berikut adalah refleksi anggota komunitas Kristen Gaza dari Kota Gaza setelah kematian Paus.

Elias al-Sayegh dari Zeitun

"Saya selalu menunggu untuk mendengar kata-kata Bapa Suci. Saya akan menontonnya di televisi, dan melalui layar. Dia memberi kami harapan dengan pesan dan doanya," kata Sayegh, yang sering menghadiri panggilan video Paus kepada umat Kristen Gaza.

"Kami merasa hidup berkat doa dan restunya. Setiap hari, ia memperbarui harapan kami untuk mengakhiri perang dan pertumpahan darah. Doa-doanya akan selalu menyertai kami untuk perdamaian di tanah Palestina yang damai. Saya berharap dapat ikut serta dalam doa di Gereja Kelahiran dan Gereja Makam Suci," tambahnya.

George Ayad dari daerah Al-Sahaba

"Dengan meninggalnya Paus, kami di Gaza merasa seolah-olah cahaya cinta dan perdamaian telah padam," kata pria berusia 67 tahun itu.

"Meskipun Vatikan jauh, suaranya selalu menyentuh hati kami, ia tidak pernah berhenti menyerukan perdamaian dan keadilan. Di tengah rasa sakit dan blokade yang menyesakkan yang kami alami, kami berpegang teguh pada kata-katanya sebagai mercusuar harapan. Paus tidak pernah melupakan Gaza dalam doanya dan hari ini, kami mempersembahkan doa kami untuk jiwanya."

Ibrahim al-Tarazi dari daerah Al-Rimal

"Berita yang memilukan dan mengejutkan bagi semua umat Kristen di Gaza dan Palestina, dan bagi para pencinta perdamaian di seluruh dunia. Hati kami hancur atas meninggalnya orang suci, Bapa Suci kami. Kami berdoa untuknya. Doa dan berkatnya akan selalu menyertai kami, agar perdamaian dapat terwujud di Gaza dan di seluruh dunia," kata pria berusia 37 tahun itu.

Ramez al-Souri dari daerah Kota Gaza

"Dari Gaza, dari lubuk hati yang terluka, dikepung, dan diterjang perang, kami mengucapkan selamat tinggal hari ini kepada bapa rohani kami, Paus dari Vatikan," kata pria berusia 42 tahun itu.

"Doa dan berkatnya telah sampai kepada kami, dan suaranya bergema ke seluruh dunia, dengan berkata: 'Jangan lupakan Gaza, jangan lupakan mereka yang tertindas.'"

Halaman Selanjutnya

"Kami merasa hidup berkat doa dan restunya. Setiap hari, ia memperbarui harapan kami untuk mengakhiri perang dan pertumpahan darah. Doa-doanya akan selalu menyertai kami untuk perdamaian di tanah Palestina yang damai. Saya berharap dapat ikut serta dalam doa di Gereja Kelahiran dan Gereja Makam Suci," tambahnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |