Jakarta, VIVA – Dua tragedi penerbangan yang menimpa maskapai Malaysia Airlines, yaitu MH17 dan MH370, menjadi duka mendalam bagi dunia penerbangan internasional. Meski berasal dari maskapai yang sama dan terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan, kedua insiden ini memiliki latar belakang, penyebab, dan dampak internasional yang sangat berbeda.
Baru-baru ini, perhatian publik kembali tertuju pada tragedi MH17, setelah munculnya pernyataan resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut Rusia sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden penembakan pesawat tersebut.
MH17: Ditembak Jatuh di Wilayah Konflik
Pengacara dan hakim pengadilan Belanda mengunjungi bangkai pesawat Malaysia Airlines MH17.
Photo :
- AP Photo/Peter Dejong.
Pesawat Malaysia Airlines MH17, dengan rute Amsterdam–Kuala Lumpur, ditembak jatuh pada 17 Juli 2014 di wilayah Donetsk, Ukraina Timur, yang saat itu dikuasai oleh kelompok separatis pro-Rusia. Insiden ini menewaskan seluruh 298 penumpang dan awak pesawat.
Investigasi internasional yang dipimpin oleh Joint Investigation Team (JIT) menemukan bahwa rudal jenis BUK buatan Rusia yang menembak pesawat MH17 diluncurkan dari wilayah yang dikuasai separatis. Lebih lanjut, JIT menyatakan bahwa rudal tersebut milik brigade anti-pesawat Rusia ke-53 yang berbasis di Kursk.
PBB melalui berbagai sidang Dewan Keamanan telah mendukung hasil penyelidikan JIT, dan pada 2025, sebuah laporan khusus menyebut bahwa Rusia terlibat secara aktif dalam memberikan dukungan militer kepada kelompok separatis yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Ada bukti kuat bahwa sistem rudal yang digunakan untuk menjatuhkan MH17 dikirim dari Rusia dan kembali ke Rusia setelah kejadian. Pemerintah Rusia harus mempertanggungjawabkan keterlibatan langsung dan tidak langsungnya,” tegas perwakilan PBB dalam sidang khusus pada awal Mei 2025.
MH370: Hilang dan Masih Menjadi Misteri
Sementara itu, pesawat MH370 hilang kontak pada 8 Maret 2014, hanya beberapa bulan sebelum tragedi MH17. Pesawat yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing ini membawa 239 penumpang dan awak, dan hilang tanpa jejak di suatu tempat di atas Samudera Hindia.
Berbagai misi pencarian dilakukan oleh negara-negara termasuk Malaysia, Australia, dan Tiongkok, namun hingga kini, bangkai utama pesawat tidak pernah ditemukan. Beberapa puing yang diduga milik MH370 ditemukan di pantai-pantai Afrika dan Samudera Hindia, namun penyebab hilangnya pesawat belum dapat dipastikan.
Berbeda dengan MH17 yang menunjukkan bukti kuat akibat serangan eksternal, MH370 lebih banyak memunculkan teori spekulatif, mulai dari kegagalan teknis, pembajakan, hingga teori konspirasi. Hingga kini, tidak ada tudingan resmi terhadap negara atau kelompok manapun.
Malaysia Airlines MH370 telah hilang selama hampir sepuluh tahun
Perbedaan Mendasar antara MH17 dan MH370
MH17
- Tanggal: 17 Juli 2014
- Rute Penerbangan: Amsterdam–Kuala Lumpur
- Penyebab: Ditembak rudal BUK di Ukraina
- Lokasi: Donetsk, Ukraina Timur
- Jumlah Korban: 298 jiwa
- Penyelidikan: Investigasi internasional, PBB tuding Rusia
- Aktor yang Ditunjuk Bertanggung Jawab: Rusia (menurut JIT & PBB)
MH370
- Tanggal: 8 Maret 2014
- Rute Penerbangan: Kuala Lumpur–Beijing
- Penyebab: Hilang secara misterius
- Lokasi: Diduga di Samudera Hindia
- Jumlah Korban: 239 jiwa
- Penyelidikan: Pencarian multinasional, belum ada kesimpulan akhir
- Aktor yang Ditunjuk Bertanggung Jawab: Tidak diketahui
PBB Desak Pertanggungjawaban Internasional
Pernyataan terbaru dari PBB ini menambah tekanan internasional kepada pemerintah Rusia, yang sejak awal membantah keterlibatannya. Meski beberapa pengadilan di Belanda telah memvonis sejumlah warga Ukraina dan Rusia in absentia atas keterlibatan mereka dalam tragedi MH17, pemerintah Rusia belum menerima keputusan tersebut dan menolak semua dakwaan.
PBB menyerukan agar komunitas internasional tidak tinggal diam, dan mendesak Rusia untuk bekerja sama dalam penegakan hukum dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban.
Luka Kolektif yang Belum Sembuh
Bunga tanda duka cita korban pesawat MH17 di Bandara Schiphol
Photo :
- Miranti Hirschmann
Tragedi MH17 dan MH370 meninggalkan luka mendalam yang berbeda bagi keluarga korban dan masyarakat internasional. MH17 menjadi simbol kekejaman konflik bersenjata dan kegagalan diplomasi, sementara MH370 adalah pengingat rapuhnya teknologi dan misteri dalam dunia penerbangan modern.
Meski MH370 masih menyisakan teka-teki, perkembangan terbaru tentang MH17 menegaskan bahwa keadilan harus ditegakkan, tak hanya demi korban, tapi juga untuk menjaga integritas hukum internasional.
Halaman Selanjutnya
“Ada bukti kuat bahwa sistem rudal yang digunakan untuk menjatuhkan MH17 dikirim dari Rusia dan kembali ke Rusia setelah kejadian. Pemerintah Rusia harus mempertanggungjawabkan keterlibatan langsung dan tidak langsungnya,” tegas perwakilan PBB dalam sidang khusus pada awal Mei 2025.