Jakarta, VIVA – Pertamina Patra Niaga mengungkapkan bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU bp), sepakat membicarakan lebih lanjut soal kerja sama impor bahan bakar minyak (BBM) ke hal lebih teknis.
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengungkapkan, tahap selanjutnya dari pembahasan kerja sama impor BBM adalah kesepakatan ihwal dokumen pernyataan dalam rangka menjaga Good Corporate Governance (GCG) dan regulasi. Seperti pernyataan antimonopoli, pencucian uang, penyuapan dan lain-lain.
“Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis,” ujar kepada ANTARA dari Jakarta, Senin.
Selain itu, dia mengatakan badan usaha pengelola SPBU swasta nantinya akan menyampaikan kebutuhan komoditi yang dibutuhkan. Termasuk,membahas kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum.
“Selanjutnya, Pertamina akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang dapat memenuhi 'requirement' semua BU dan 'key term', termasuk 'joint surveyor', untuk dikonfirmasi oleh BU (badan usaha,red.) swasta terkait,” ujar dia.
SPBU Vivo di kawasan Bintaro.
Photo :
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Apabila badan usaha swasta setuju, lanjut Roberth, maka akan dilaksanakan proses pengadaan komoditi tersebut melalui sistem lelang. Pemenang pengadaan akan disampaikan kepada badan usaha swasta dalam lingkup penyedia kargo, harga terbaik, dan volume kargo.
Setelah menuai kesepakatan badan usaha swasta ihwal pemenang pengadaan, maka akan dibicarakan terkait aspek komersial dan inspeksi bersama yang dilakukan.
“Selanjutnya, tahap akhir adalah pengiriman kargo yang sudah disepakati sekitar pekan ketiga Oktober,” kata Roberth.
Roberth menekankan bahwa proses tersebut berjalan dengan kesepakatan dari tiga badan usaha swasta tersebut, sebab pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama dan tidak terpisah-pisah.
Di sisi lain, Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan karena Shell perlu berkoordinasi dengan kantor pusat, sedangkan Exxon akan berdiskusi untuk kebutuhan November sebab masih memiliki stok yang memadai.
“Semangat kolaborasi berdasarkan niat baik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat ini untuk disikapi dengan bijak dan positif, sesuai arahan dari pemerintah,” katanya. (Ant)