RUU Baru Bisa Hapus Insentif Mobil Listrik, Merek Ini Justru Diuntungkan

4 hours ago 1

Senin, 19 Mei 2025 - 09:07 WIB

Washington D.C, VIVA – Tesla masih menjadi raja di pasar mobil listrik AS dengan penguasaan sekitar 45 persen pangsa pasar.

Meski persaingan meningkat, belum ada merek lain yang benar-benar mampu menggoyahkan dominasinya.

Kini, posisi Tesla bisa semakin menguat jika RUU anggaran baru yang diusulkan oleh Partai Republik di DPR AS disahkan.

Dalam jangka panjang, perusahaan otomotif buatan Elon Musk ini bisa menjadi penguasa tunggal pasar EV.

Dari menguasai 45% dari 33% pangsa pasar EV, produsen ini bisa jadi mendominasi hampir seluruh 20% pangsa pasar EV di masa depan.

Sayangnya, ini bisa jadi kabar buruk bagi merek-merek besar lainnya seperti Ford dan General Motors (GM).

Untuk diketahui, pembeli mobil listrik baru di AS bisa mendapatkan potongan pajak hingga $7.500 (Rp120 juta), sedangkan mobil listrik bekas bisa mendapat hingga $4.000 (Rp64 juta).

Ada juga insentif tambahan dari negara bagian, seperti $5.000 (Rp80 juta) di Colorado dan $3.500 (Rp56 juta) di Massachusetts.

Namun, untuk memenuhi syarat, mobil harus dirakit di Amerika Utara dan baterainya memenuhi ketentuan sumber bahan baku.

Mobil SUV dan pikap bisa mendapatkan kredit jika harganya di bawah $80.000 (Rp1,28 miliar), sedangkan mobil biasa di bawah $55.000 (Rp880 juta)

Kemudian, pendapatan juga dibatasi, untuk individu di bawah $150.000 (Rp2,4 miliar) dan pasangan di bawah $300.000 (Rp4,8 miliar) bisa menerima insentif ini.

Sistem ini cukup berpengaruh. Sebagai contoh, pada 2022 sebelum kredit pajak diberlakukan, hanya 96.000 unit EV yang disewa. Setelahnya pada 2023, jumlahnya melonjak hampir 600.000 unit.

RUU Baru Usulkan Penghapusan Insentif Ini

Dalam RUU anggaran terbaru, pemerintah AS berencana menghapus insentif pajak untuk mobil listrik baru dan bekas, serta insentif non-otomotif lainnya.

Risiko Besar untuk Ford, GM, dan Startup EV

Menurut laporan New York Times, jika insentif tetap ada, sekitar sepertiga penjualan mobil pada 2030 akan berupa EV. Namun jika dihapus, angka itu bisa turun jadi hanya 20%.

Ini akan menjadi pukulan telak bagi GM dan Ford, yang hingga kini masih belum meraih untung dari bisnis mobil listrik mereka.

Sebaliknya, Tesla sudah untung dan bisa bertahan walau tanpa insentif.

Merek lain seperti Toyota, Hyundai, dan Kia juga sudah investasi besar di pabrik EV AS, dan kebijakan ini bisa membuat bisnis mereka tidak lagi masuk akal.

Sementara, Startup seperti Rivian dan Lucid akan menghadapi tekanan finansial besar. terutama merek kecil seperti Slate, yang menjual truk listrik kecil tanpa fitur menarik tapi harganya setara Ford Maverick, bisa langsung tumbang.

Halaman Selanjutnya

Ada juga insentif tambahan dari negara bagian, seperti $5.000 (Rp80 juta) di Colorado dan $3.500 (Rp56 juta) di Massachusetts.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |