Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas hingga 596 poin atau 9,16 persen di level 5914, pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025.
Pengamat Pasar Modal, Ibrahim Assuaibi mengatakan, sejumlah faktor pemicu merosotnya IHSG antara lain akibat adanya gejolak global yang sedang berlangsung, terkait dengan perang dagang, intensitas geopolitik, kebijakan suku bunga The Fed, hingga eskalasi konflik di Timur Tengah.
"IHSG mengalami penurunan 9 persen pada pembukaan perdagangan hari ini, dengan salah satu faktor yang mempengaruhinya yakni terkait perang dagang," kata Ibrahim kepada media, Selasa, 8 April 2025.
Ilustrasi IHSG.
Photo :
- VIVA/Muhamad Solihin
Kebijakan AS memberlakukan perang dagang via tarif impor tambahan ke semua negara, termasuk 32 persen kepada Indonesia itu, telah membuat negara-negara terimbas berpikir ulang untuk melakukan negosiasi atau melawan balik pengenaan tarif tersebut.
Hal itupun telah mengakibatkan perekonomian global kembali goyah, hingga memunculkan ketakutan akan resesi bagi sejumlah kalangan di tataran global.
Kemudian, ada pula faktor lain berupa rilis data tenaga kerja di AS yang jauh di atas ekspektasi, hingga ikut memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi. Akibatnya, hal itu juga turut menambah tekanan terhadap pasar finansial global, termasuk bagi Indonesia.
Di sisi lain, Ibrahim menyebut bahwa eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa, juga ikut mempengaruhi IHSG. Perang Israel di Jalur Gaza, memanasnya hubungan negara-negara Arab dengan AS, serta serangan Rusia ke Ukraina menurutnya semakin memperburuk sentimen global.
"Ini yang sebenarnya membuat kondisi global terus mengalami penurunan sehingga saham-saham berbasis teknologi berguguran. Jadi sangat wajarlah kalau seandainya Indeks Harga Saham Gabungan ini turun tajam," ujar Ibrahim.
Dengan kondisi global yang tidak menentu dan situasi domestik yang juga belum kondusif, potensi trading halt perdagangan oleh BEI dinilai memang sudah sesuai prediksi sebelumnya.
Halaman Selanjutnya
Di sisi lain, Ibrahim menyebut bahwa eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa, juga ikut mempengaruhi IHSG. Perang Israel di Jalur Gaza, memanasnya hubungan negara-negara Arab dengan AS, serta serangan Rusia ke Ukraina menurutnya semakin memperburuk sentimen global.